Album Cinta D'MASIV Berbiaya Produksi Mahal

JAKARTA, KOMPAS.com - Grup musik D'MASIV yang digawangi oleh Rian Ekky Pradipta (vokal), Dwiki Aditya Marsall (gitar), Nurul Damar Ramadan (gitar), Rayyi Kurniawan Iskandar Dinata (bas), dan Wahyu Piadji (drum) merilis album terbaru yang berjudul Love Album atau Album Cinta.

Lewat album ini, D'MASIV ingin kembali memberikan semangat positif yang baru dengan menghadirkan pilihan lagu bertema cinta yang universal bagi pecinta musik Tanah Air.

"Kami selalu kasih energi yang beda dan selalu baru. Di setiap albumnya merasa seperti band baru lagi pengerjaan musiknya, aransemen lirik lagunya. Kalau buat kami, album yang kami kerjakan di tahun ini sangat berarti, karena di tengah serangan digital musik kami masih merilis album fisik," ujar Rian di Indozone, Patal Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2019).

Baca juga: Cara Unik Rian DMASIV Ciptakan Lagu Doa

Menurut Rian, album keenam yang D'MASIV rilis merupakan proyek termahal mereka meski enggan menyebutkan nominalnya. Berkat bantuan label musik Musica Studios, band asal Jakarta ini bisa meluapkan semua kreativitas dan keinginan yang secara mandiri sulit dilakukan.

"Secara produksi mahal. Dan untuk satu lagu aja mahal banget, kami mau nyanyi lagu ini mau pakai section strings dan lain-lain," kata Rian.

Belum lagi saat ingin ingin mendaur ulang lagu "Selamat Jalan Kekasih", kata Rian, Musica Studios berperan besar dalam proses perizinan. Label musik yang mengeluarkan dana cukup besar agar D'MASIV bisa menyanyikan lagu ciptaan Eros Djarot dan Yockie Prayogo tersebut.

"Akhirnya izin dan semua diurus sama Musica Studios. Yang mixing orangnya profesional dan hasilnya bagus-bagus.

Ada beberapa lagu dalam album Cinta tersebut adalah "Samar", "Tanpamu", "Terlalu Dalam", "Lelaki Pantang Menyerah", dan "Ingin Lekas Memelukmu Lagi" featuring Pusakata".

Selain itu ada "Kesempatan Bersamamu", "Selamat Jalan Kekasih" featuring Chrisye & Maizura, "Pernah Memiliki" featuring Rossa & David NOAH", "Jangan Menyerah", dan "Dunia Dalam Genggaman".