Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Skandal Narkoba dan Hengkangnya B.I dari iKON

Kompas.com - 13/06/2019, 08:25 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Editor

KOMPAS.com - Bagi mantan leader boyband iKON, Kim Hanbin alias B.I, tanggal 12 Juni 2019 seakan menjadi mimpi buruk. Singel duetnya dengan Lee Hi yang berjudul "No One" baru berusia dua pekan ketika tudingan penyalahgunaan narkoba tiba-tiba menghampirinya.

Pada hari itu, media Korea, Dispatch, merilis laporan eksklusif yang mengklaim bahwa B.I diduga pernah membeli dan menggunakan obat-obatan terlarang sekitar tiga tahun yang lalu, tepatnya 2016.

Baca juga: B.I Hengkang dari iKON, Saham YG Entertainment Makin Anjlok

Berawal dari chat

Dugaan penyalahgunaan narkoba tersebut berdasarkan pesan KakaoTalk antara B.I dengan perempuan berinisial 'A', yang diduga pengedar, yang baru-baru ini ditemukan Dispatch.

Dari transkrip percakapan itu, B.I dicurigai membeli narkoba jenis LSD (Lysergic acid diethylamide).

"Saya ingin menggunakannya [LSD] selamanya. Apakah ini kuat?" tulis B.I dalam obrolan itu.

"L (LSD) adalah obat kelas atas di Korea," balas 'A'.

B.I juga tampak menulis bahwa ia berencana membeli LSD dalam jumlah besar sambil meminta diskon. Sebab, LSD termasuk jenis obat terlarang yang mahal harganya.

Percakapan itu kemudian terhenti pada pernyataan B.I yang menyebut bahwa ia sedang berada di Macau dan baru akan membeli LSD jika sudah sampai di Korea Selatan.

Hingga saat ini, belum ada transkrip obrolan lain yang menunjukkan B.I sudah membeli atau mengonsumsi LSD.

Dituding hindari polisi

Pada Agustus 2016, masih menurut laporan Dispatch, 'A' ditangkap di sebuah kediaman di Seoul dengan tuduhan melakukan transaksi narkoba ilegal. Polisi menyita telepon seluler 'A' dan selama interogasi, 'A' mengaku mengirim 10 buah LSD ke B.I di luar asrama iKON.

Namun, Dispatch mengklaim bahwa polisi tidak pernah berusaha memanggil atau menuntut B.I. Dilaporkan pula, dalam pemeriksaan ketiga, 'A' mendadak menarik kembali pengakuannya tentang menjual LSD kepada B.I.

Dispatch pun mencurigai ada andil YG Entertainment di balik itu. Menurut klaim Dispatch, agensi tersebut menyewa seorang pengacara untuk 'A' dan meminta agar ia menarik kembali pernyataannya.

Masih berdasarkan laporan Dispatch, polisi lalu mengakhiri penyelidikan mereka dalam kasus ini tanpa memanggil B.I untuk diinterogasi.

Bantahan

YG Entertainment kemudian mengeluarkan bantahan dan menegaskan bahwa B.I tidak memiliki kaitan dengan kasus narkoba pada 2016.

"B.I tidak memiliki hubungan dengan kasus narkoba pada 2016," kata YG Entertainment kepada Dispatch melalui sambungan telepon, Rabu (12/6/2019).

YG menegaskan bahwa selama ini pihaknya selalu menerapkan pemeriksaan narkoba yang ketat bagi artis-artis mereka.

"YG membeli perlengkapan tes narkoba dasar setiap dua bulan dari Amerika Serikat dan melakukan tes narkoba. iKON juga menjalani pemeriksaan urine sebelum promosi mereka. Termasuk B.I, tidak ada member yang tes urinenya positif (narkoba)," tambah mereka.

Mengenai kecurigaan Dispatch bahwa YG Entertainment membayar biaya pengacara untuk 'A' dan memintanya mengubah kesaksian mereka, YG memberikan penjelasan.

"'A' menyebutkan nama B.I dalam penyelidikan polisi untuk mengurangi bobot kejahatannya. Kami melihat kesaksian itu dan kami bertemu 'A' di perusahaan untuk memintanya mengoreksi (kesaksian). Itulah sebabnya 'A' mengubah pernyataannya dalam penyelidikan ketiga mereka," kata YG.

Minta maaf dan undur diri

Namun, tak lama setelah itu, B.I muncul di akun Instagram-nya, @shxxbi131, dengan sebuah pesan mengejutkan. Mantan leader iKON itu mengakui pernah mencoba memesan narkoba, namun kemudian urung membelinya karena takut.

"Ini Kim Hanbin. Pertama saya meminta maaf karena menimbulkan masalah karena tindakan saya yang tidak pantas," tulis B.I mengawali suratnya.

"Benar, saya memang mengandalkan sesuatu yang seharusnya tidak boleh untuk mengatasi kehidupan yang berat dan menyakitkan. Meskipun demikian saya terlalu takut saat melakukannya," kata B.I.

"Saya sangat malu dan meminta maaf kepada para penggemar yang sangat kecewa dan terluka karena perkataan dan tindakan saya yang salah," lanjut leader boyband iKON itu.

"Saya bermaksud merenungi kesalahan-kesalahan saya dan meninggalkan tim," kata idola yang dikenal sebagai pencipta lagu dan produser dari lagu-lagu iKON tersebut.

"Sekali lagi saya menundukkan kepala dan dengan tulus meminta maaf kepada penggemar dan para member (iKON). Saya minta maaf," pungkas pencipta lagu "Love Scenario" itu.

YG Entertainment kemudian membenarkan bahwa B.I mengundurkan diri dari iKON dan kontraknya dengan agensi itu juga dinyatakan berakhir.

Hilang dari variety show

Seiring dugaan pembelian narkoba dan hengkangnya B.I dari iKON, pihak variety show berjudul Law of the Jungle yang tayang di SBS dan Grand Buda-Guest produksi JTBC memutuskan mengambil langkah tegas.

Diketahui bahwa B.I merupakan salah satu pemeran Grand Buda-Guest yang tayang perdana pada 3 Juni 2019 lalu dan telah menayangkan dua episode pada 12 Juni.

Sumber dari Grand Buda-Guest menyatakan, B.I yang bernama lahir Kim Hanbin akan dihilangkan dari program televisi tersebut.

"Dia akan diedit dari siaran yang akan datang. Kami juga akan mengedit episode 1 dan 2 yang sudah ditayangkan," kata sumber tersebut.

Tindakan yang sama rencananya bakal dilakukan oleh tim Law of the Jungle. B.I sebelumnya sudah menyelesaikan shooting variety show itu untuk musim yang akan datang, yang dijadwalkan tayang pada 15 Juni 2019.

Saham anjlok

Setelah B.I memutuskan hengkang, saham YG Entertainment terus menurun.

Pada 12 Juni 2019, saham YG Entertainment yang senilai 31.950 won atau setara dengan Rp 384.134 mengalami penurunan sebesar 4,05 persen dari hari sebelumnya.

Turunnya harga saham YG itu sebenarnya sudah dimulai sekitar akhir Februari 2019 lalu setelah skandal Burning Sun, prostitusi, hingga penggelapan pajak menyelimuti agensi itu.

Pada Maret, harga saham mereka anjlok lagi hingga sekitar 30.000 won atau setara Rp 360.825.

Kapitalisasi pasar YG turun dari 834,7 miliar won atau Rp 10 triliun pada Januari 2019, menjadi 581,4 miliar won atau Rp 7 triliun per hari ini.

Dibuka kembali

Satuan Antinarkotika Kepolisan Provinsi Gyeonggi memberi pernyataan resmi tentang kemungkinan membuka kembali kasus narkoba yang diduga melibatkan B.I.

"Kami akan menghubungi 'A', yang mengirim pesan KakaoTalk terkait pembelian narkoba oleh B.I. Jika ada perubahan pernyataan dari 'A', kami akan membuka kembali penyelidikan kasus itu," kata polisi, Rabu.

Kepolisian mengakui ketika itu pihaknya tidak bisa melanjutkan penyelidikan karena minimnya bukti keterlibatan B.I dalam kasus itu.

"Kami mengalami kesulitan menemukan bukti objektif untuk memverifikasi klaim tentang BI.I kecuali dari pengakuan A. Karena itu kami tidak bisa melakukan penyelidikan lebih lanjut," kata polisi.

Trending topic dunia

Dugaan narkoba dan hengkangnya B.I dari iKON langsung menjadi topik hangat, terutama di kalangan penggemar. Buktinya B.I menjadi topik yang paling banyak dibicarakan di Twitter pada Rabu (12/6/2019).

Ada sekitar 1,67 juta twit yang menyebutkan nama Hanbin dan membuatnya bertengger di puncak trending topic dunia.

Sebagian besar twit itu berisi dukungan dan permintaan agar mantan leader iKON itu membatalkan keputusan meninggalkan grupnya.

Mereka juga mengutuk pemberitaan mengenai B.I dan narkoba yang dianggap belum dapat dibuktikan kebenarannya.

Tak hanya nama Hanbin, iKON juga menjadi trending topic dunia dan menempati posisi kedua dengan 1,66 juta twit. Angka itu pun terus bertambah.

Baca juga: Banjir Dukungan, Hanbin Eks iKON Rajai Trending Topic Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com