Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Kesempatan Kolaborasi Bareng Musisi 88 Rising

Kompas.com - 16/06/2019, 08:23 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai wadah yang turut memajukan perkembangan musik elektronik di Tanah Air, Iceperience.ID menyelenggarakan program Electronic Music Producer Contest (EMPC) yang didedikasikan bagi para produser musik digital di Indonesia.

Kompetisi ini membuka peluang para produser musik, baik yang amatir maupun profesional, untuk melebarkan sayap mereka ke panggung musik dunia.

Pemenang EMPC akan mendapatkan kesempatan berkolaborasi dengan Sean Miyashiro, founder 88 Rising, sebuah perusahaan mass media yang bermarkas di New York, Amerika Serikat.

Hal ini selaras dengan komitmen Iceperience.ID yang ingin membentuk ekosistem musik elektronik Tanah Air lebih berkualitas sehingga talenta lokal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan diperhitungkan di level Internasional.

Dalam siaran pers Jumat (14/6/2019), perwakilan Iceperience.ID Diopsaputra menuturkan bahwa pemilihan Sean Miyashiro sebagai kolaborator dari 88 Rising tak lepas dari rekam jejak 88 Rising yang sekarang ini sedang naik daun sebagai label dunia yang menelurkan penyanyi bertaraf internasional seperti Rich Brian, NIKI, Joji, dan Higher Brothers. 

Baca juga: Mengangkat Kelas Produser Amatir dan Profesional Level Lokal ke Taraf Dunia lewat ICE 2019

"Sehingga diharapkan bisa menjadi motivasi untuk produser musik Indonesia supaya bisa berkiprah di panggung Internasional," ucap Diopsaputra.

Di satu sisi, kolaborasi dengan Sean Miyashiro dari 88 Rising dipastikan akan meningkatkan popularitas, kualitas dan kapasitas bermusik pemenang EMPC.

Sejak pendaftaran dibuka pada 15 Mei lalu, tak kurang 200 peserta mendaftarkan diri dan mengirimkan hasil karya mereka melalui website Iceperience.ID. 

"Sejak pendaftaran dibuka, animo para peracik musik digital ini terlihat sangat tinggi. Untuk itu, kami akan menampung sebanyak-banyaknya peserta dengan harapan EMPC semakin kompetitif dan berkualitas dalam melahirkan sang juara," tutur panitia pelaksana EMPC, DJ Miko dan DJ Osvaldo Nugroho.

Pendaftaran masih terbuka hingga 30 Juni 2019. Seluruh karya yang masuk akan diseleksi oleh para dewan juri yang terdiri dari DJ Winky Wiryawan, Riri Mestica, DJ Sumantri, Eka Gustiwana, DJ Haji, Fajar Juliawan, Lawrence Philip (SAE Institute Jakarta), serta Sean Miyashiro.

Setelahnya, juri akan mengumumkan 10 finalis dan menjalani karantina selama tiga hari hingga tersaring tiga terbaik.

DJ Sumantri yang menjadi juri dalam EMPC memberi sedikit 'contekan' bagi para peserta agar karya mereka bisa lolos seleksi dewan juri. Pertama, dari sisi musikalitas. Dia menuturkan, kreativitas menjadi faktor penting bagi para juri dalam menentukan siapa yang akan lolos seleksi. 

"Peserta yang pasti mencuri perhatian juri adalah dia yang memiliki inovasi besar dari sisi musiknya, terutama yang bisa memadukan musik lintas genre dan bisa mengeksplorasi musik nya lebih dalam lagi. Itu yang paling penting buat saya," kata DJ Sumantri.

Hal kedua, lanjut DJ Sumantri, ialah attitude dalam bermusik. Ia berharap para peserta memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan juga kepercayaan diri yang tinggi. 

"Kenapa, karena dua hal itu sangat berpengaruh di industri musik saat ini. Kepercayaan diri penting karena kalau tidak percaya diri, bagaimana karyanya mau dinikmati orang lain? Lalu keberanian untuk mengambil keputusan sehingga musik yang dihasilkan bukan ikut-ikutan dari karya orang lain," Dj Sumantri menegaskan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau