Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Julukan "Godfather of Broken Heart" untuk Didi Kempot

Kompas.com - 15/07/2019, 12:46 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – “Wis sakmestine ati iki nelongso wong sing tak tresnani mblenjani janji, opo ora eling naliko semono kebak kembang wangi jeroning dodo

Lirik itu penggalan dari tembang lawas Didi Kempot berjudul “Cidro”.

Meski diciptakan lebih dari 30 tahun lalu, lagu ini masih memiliki pamor di kalangan anak muda sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur, khususnya para penggemar Didi Kempot.

Sosok Didi Kempot, meski terbilang jarang disorot media, eksistensinya sebagai seorang musisi terbilang "tahan banting".

Bahkan, beberapa bulan terakhir, Didi Kempot kembali naik daun di kalangan muda yang menyebut dirinya sebagai “Sobat Ambyar”.

Ada pula sebutan “Sad Boy” dan “Sad Girl” untuk para penggemarnya.

Baca juga: Dinobatkan sebagai Godfather of Broken Heart, Didi Kempot Jadi Trending Topic

Tak hanya bagi para penggemar, sebutan spesial juga diberikan untuk Didi Kempot, yakni sebagai Godfather of Broken Heart dengan panggilan “Lord Didi”.

Semua nama dan julukan itu berawal dari lagu-lagu Didi Kempot yang hampir semuanya menceritakan tentang kesedihan dan kisah patah hati.

Cerita Jarkiyo

Jarkiyo salah satu pencetus Sad Boys dan Sad GirlsKompas.com/Rosiana Haryanti Wartakusuma Jarkiyo salah satu pencetus Sad Boys dan Sad Girls

Pada acara Ngobam bareng Didi Kempot, di Wedangan Gulo Klopo, Kartosuro, Minggu (14/7/2019), Kompas.com bertemu dengan salah satu pencetus julukan-julukan baru bagi penggemar Didi Kempot.

Dia adalah Jarkiyo.

Jarkiyo menceritakan, semua ini berawal dari sebuah video nonton konser Didi Kempot yang ia unggah di akun media sosialnya.

Dengan penuh penghayatan, Jarkiyo bersama beberapa temannya ikut menyanyikan tembang “Cidro” yang tengah dibawakan Didi Kempot, ketika itu di Taman Balekambang, Solo.

Jarkiyo menuliskan beberapa sebutan seperti “Surakarta Sad Boy Club”, “Bapak Loro Ati Nasional”, dan  “Lord Didi”.

“Saya pun merekam tidak punya impian akan memviralkan ini, tidak sama sekali. Memang benar-benar natural, pada akhirnya alam yang membantu kita, reaksinya seperti ini,” kata Jarkiyo.

Salah satu hal yang membuat videonya melejit adalah karena dibagikan ulang oleh seorang seleb Twit bernama Agus Magelangan dalam thread panjang di Twitter-nya @AgusMagelangan.

“Yang nge-upload teman saya, tapi videonya dari saya, terus disamber Mas Agus. Malam-malm setelah nonton capek, tidur, bangun-bangun notif-ku benar-benar banyak,” ujar Jarkiyo.

Sosok Agus inilah yang kemudian memberi julukan Godfather of Broken Heart bagi Didi Kempot.

Dari sini, Jarkiyo menyimpulkan, untuk bisa membuat sesuatu yang besar, dibutuhkan seseorang yang menjadi pemantik, seperti apa yang dilakukan Agus Magelangan.

“Sebelum video itu booming, mungkin orang-orang muda masih malu-malu buat nonton datang ke konser Didi Kempot, tapi ketika akeh koncone, loro ati akeh koncone, semua berubah,” kata dia.

Didi Kempot bingung

Gofar Hilman dan Didi Kempot dalam acara Ngobam di Wedangan Gulo Klopo, Kartosuro, Minggu (14/7/2019).Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella Gofar Hilman dan Didi Kempot dalam acara Ngobam di Wedangan Gulo Klopo, Kartosuro, Minggu (14/7/2019).
Didi Kempot mengaku tidak tahu ihwal penyebutannya sebagai Godfather of Broken Heart.

“Saya enggak tahu persis, tiba-tiba itu muncul sempat ramai juga itu. Ternyata di situ ada beberapa teman-teman di Solo juga, anak-anak muda malah. Itu ternyata dia sangat peduli dengan budaya yang ada di sini, akhirnya muncul apa lah itu. Saya jadi bapaknya bocah-bocah patah hati, Godfather of Broken Heart,” akunya.

Mendapat julukan itu, ia mengaku tidak heran tetapi sempat bingung. Mengapa?

Alasannya, kata Didi, karena sebagian besar cerita lagunya memuat kisah-kisah sedih patah hati yang pasti banyak dialami sebagian besar anak muda.

 “Sempat bingung, satu orang sakit hati saja sudah bikin bingung, ini saya jadi bapaknya cah-cah loro ati banyak sekali," ujar Didi.

Akan tetapi, pria 52 tahun itu mengaku senang dan tidak ada masalah dengan julukan-julukan yang ditujukan kepadanya.

“Tapi terima kasih, tidak ada masalah, saya suka, matur nuwun,” ujar Didi yang langsung disambut tepukan tangan meriah para penonton.

Jadi fenomena

Penonton Ngobam Didi Kempot padati lokasi Wedangan Gulo Klopo hingga area parkiran kendaraan.Kompas.com/Luthfia Ayu Azanella Penonton Ngobam Didi Kempot padati lokasi Wedangan Gulo Klopo hingga area parkiran kendaraan.

“Lord Didi”, “Sobat Ambyar”, “Sad Boys”, dan “Sad Girls”, dan sebagainya menjadi fenomena sendiri di tengah dunia musik Indonesia khususnya di daerah-daerah.

Sementara itu, mengenai acara Ngobam Didi Kempot, Jarkiyo yang membantu terselenggaranya acara ini mengaku tidak menyangka sambutan demikian besar.

Ra nyongko, jebul loro ati nek ditelateni hasile lumayan  (tidak disangka, ternyata sakit hati kalau ditelateni hasilnya lumayan),” kata Jarkiyo.

Baca juga: Sad Boy dan Sad Girl Padati Ngobam Didi Kempot

Para “Sad Boys” dan “Sad Girls” yang datang sebagian besar berasal dari kalangan muda-mudi, tidak hanya dari Solo tetapi juga dari kota-kota lainnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Mereka berkumpul bersama menyimak dengan saksama cerita dari Sang Legenda dan turut bernyanyi hingga joget bersama menikmati setiap lagu sendu yang dibawakan Didi Kempot pada awal dan akhir acara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau