Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dian Sastrowardoyo dan Standar Cantik di Indonesia

Kompas.com - 12/10/2019, 12:04 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Artis Dian Sastrowardoyo angkat bicara tentang standar cantik yang menjadi acuan kebanyakan perempuan di Indonesia.

Menurut Dian, sebagian berpikir bahwa kriteria cantik itu hanya diukur dari bentuk fisik dan lainnya.

Belum lagi, bentuk wajah wanita-wanita barat, khususnya Eropa, seringkali menjadi tolak ukur kecantikan.

Lalu bagaimana pendapat Dian Sastro yang membintangi film Pasir Berbisik? Berikut rangkumannya:

Baca juga: 20 Tahun Menjadi Aktris, Kini Dian Sastro Menjadi Produser Film, Mengapa?

Sakit hati

Dian mengaku sakit hati terhadap standar cantik yang diterapkan kaum hawa, terutama di Indonesia. Padahal setiap perempuan menurut dia, berhak memiliki pilihan ingin tampil seperti apa.

"Kadang aku sakit hati kalau ada yang nentuin cantik harus gimana," ujar Dian Sastro.

Seperti saat kecantikan dibatasi dengan penampilan yang diidamkan, yakni rambut lurus dengan warna standar.

"Aku enggak suka juga konsepnya bilang cantik kan kesal rambut harus lurus, blow natural. Memang kenapa kalau enggak begitu," kata Dian.

"Memang enggak bagus? Orang kan banyak bentuk rambut dan warna rambut," tambahnya.

Baca juga: Dian Sastro: Aku Sakit Hati kalau Ada yang Tentuin Kriteria Cantik

Stereotip cantik wanita Eropa

Dian mengaku masih sering menemukan stereotip yang menurut dia kurang tepat soal kriteria cantik.

Hal itu, kata Dian, banyak terjadi di masyarakat. Misalnya, banyak wanita Indonesia yang masih beranggapan perempuan Eropa lebih cantik ketimbang perempuan Indonesia.

Dian juga masih heran mengetahui banyak orang menjadikan wanita-wanita Eropa sebagai acuan wajah cantik. Padahal, kenyataannya tidak selalu demikian.

"Kenapa kita menyangka daerah barat (lebih cantik) karena itu yang kita anggap bagus karena itu stereotip kita," ucap Dian.

Menurut pemain film Ada Apa dengan Cinta? itu, hal tersebut mungkin saja terbentuk lantaran pengalaman suatu bangsa yang pernah dijajah oleh bangsa lainnya.

Baca juga: Dian Sastro: Aku Beruntung Lahir di Zaman Belum Ada Netizen

Sehingga, lanjut Dian, terbentuk suatu stereotip yang diwariskan dan masih membekas hingga saat ini.

"Mungkin itu inferioritas kita kali yang kelamaan dijajah bangsa Eropa," sambungnya.

Pada dasarnya, kata Dian, semua itu berawal dari tingkat kepercayaan diri orang itu sendiri.

Ia pun berharap masyarakat kita, khususnya kaum hawa untuk lebih percaya terhadap diri sendiri.

"Siapa tahu nanti ada statistik kepercayaan diri orang Indonesia meningkat," ucap Dian.

Baca juga: Dian Sastro Ingin Orang Indonesia Buang Stereotip Wanita Eropa Lebih Cantik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com