Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Pamalayu Tampilkan Alat Musik yang Terpahat di Candi Borobudur

Kompas.com - 07/01/2020, 11:04 WIB
Perdana Putra,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Sound of Borobudur akan menampilkan komposisi musik dari alat musik masa lalu yang terpahat di Candi Borobudur pada malam puncak  Festival Pamalayu di Candi Roco, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Senin (6/1/2020).

Sound of Borobudur dimeriahkan oleh penyanyi senior Trie Utami, gitaris Dewa Budjana, komposer senior Purwacaraka serta 12 pemusik lainnya.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (5/1/2020), Trie Utami mengatakan, "Sound of Borobudur" mencoba menghidupkan kembali artefak dan alat alat musik yang terpahat di relief panel Candi Borobudur.

Baca juga: Dapat Kejutan, Keluarga Ini Jadi Wisatawan Terakhir Candi Borobudur 2019

Ekspedisi Pamalayu yang merupakan ekspedisi persahabatan, menurutnya, "Sound of Borobudur" datang ke Dharmasraya, untuk melakukan ikatan-ikatan kebudayaan.

"Kita beririsan secara peradaban, karena memang kita bersaudara. Kita merupakan suatu tatanan besar," ujar Trie Utami. 

Baca juga: Tahun Baru 2020, Candi Borobudur Tanpa Lampion

Apa yang ingin ditampilkan, menurutnya, adalah bunyian peradaban.

Alat musik masa lalu banyak sekali terpahat di relief Candi Borobudur. Alat musik dengan dawai mendominasi.

"Saya dibantu sepenuhnya dari awal sejak tahun 2016 oleh sahabat saya Dewa Budjana. Karena saya bukan pemain gitar, saya bukan pemain dawai," kata Trie. 

Baca juga: Tujuh Keajaiban Dunia, Ke Mana Borobudur?

Sementara itu, Dewa Budjana mengatakan, dirinya hanya melanjutkan apa yang sudah dirintis Trie Utami.

Menurutnya, gambar alat musik yang ada di relief candi coba ia interpretasikan.

"Karena memang tidak pernah tahu. Ada juga yang tidak kelihatan senarnya, misalnya, tetapi kami coba. Ada yang kelihatan tiga dawainya. Atau mungkin kita coba-coba sendiri. Ada yang ukurannya besar kami anggap bass. Ada yang lebih kecil," kata gitaris grup band Gigi itu.

Penampilan di Dharmasraya, menurut Budjana, adalah konser perdana dari album yang belum beredar.

"Kami berterima kasih, akhirnya kami bisa berkumpul, tampil pertama kali tanggal 6 malam ini. Jadi ini penampilan perdana dari album yang belum beredar, sebenarnya," katanya.

Baca juga: Festival Mlaku Mlaku Nang Tunjungan Surabaya, Suguhkan Aneka Kuliner dari 240 UMKM

Komposer senior Purwacaraka menjadi eksekutif produser band besar ini.

Purwa mengatakan, butuh waktu tiga tahun untuk menginterprestasikan gambar alat musik yang ada di relief menjadi alat musik yang sudah bisa dimainkan.

Menurutnya, band akan membawakan sejumlah lagu daerah maupun Indonesia.

Baca juga: Mengunjungi Desa Pembuat Gerabah di Borobudur

"Kita ingin menunjukan bahwa alat musik ini bisa dimainkan dengan lagu macam-macam," jelasnya.

Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan berterima kasih atas kesediaan Sound of Borobudur bermain pertama kali di Candi Padang Roco, Dharmasraya.

Menurutnya, penggalian peradaban masa lalu seperti yang dilakukan Sound of Borobudur, akan memperkaya aset bangsa hari ini.

"Semakin digali, semakin menjadi aset bagi kita," kata Sutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau