Film ini berupa petualangan fiksi ilmiah pasca-apokaliptik, mengikuti pejuang dan putri yang terampil, Nausicaä saat ia menavigasi kehidupan 1000 tahun setelah perang yang menghancurkan peradaban.
Ditulis dan disutradarai oleh Hayao Miyazaki, ceritanya berputar pada upaya untuk menyelamatkan komunitasnya dari bencana ekologis.
Terinspirasi dari novel berjudul sama karya penulis Inggris Diana Wynne Jones, Howl's Moving Castle mengikuti seorang pembuat topi wanita muda, Sophie, yang berteman dengan seorang penyihir bernama Howl yang tinggal di sebuah kastil ajaib.
Ketika seorang penyihir lain cemburu mengutuk Sophie dengan usia tua, Howl harus menggunakan semua kemampuan magisnya untuk menyelamatkannya sebelum waktu habis.
Howl's Moving Castle adalah tampilan yang luar biasa dari keterampilan animasi Miyazaki dan kemampuannya untuk mengatur kecepatan serta menafsirkan karakter untuk penceritaan yang dinamis.
Penonton akan dibawa ke kehidupan dengan palet warna yang sama cerahnya dengan sang pemeran utama.
Kiki's Delivery Service mengikuti pelatihan penyihir muda Kiki dan kucingnya yang pemarah Jiji, dalam kisah dewasa yang terinspirasi oleh cerita anak-anak dengan nama yang sama.
Kiki's Delivery Service membuktikan tidak ada batasan dalam cara dia memadukan sihir dan duniawi, terus-menerus menghidupkan kembali estetika Studio Ghibli.
Kiki adalah karakter yang menyenangkan, sempurna untuk membawakan cerita tentang kepercayaan diri, kesepian, dan pengambilan risiko dalam kehidupan.
Grave of the Fireflies mengadaptasi cerita pendek semi-otobiografi Akiyuki Nosaka menjadi film anti-perang yang sangat menyentuh.
Grave of the Fireflies bercerita tentang perjuangan dua anak untuk bertahan hidup di gurun yang keras setelah Jepang menyerah pada akhir Perang Dunia II.
Ini adalah kisah tentang kepolosan, kehilangan, kehancuran, dan harapan.
Menghidupkan kisah muram ini menciptakan penggambaran yang sangat realistis.
Porco Rosso mengubah kisah seorang mantan pejuang Perang Dunia I Italia, Marco Pagot, yang berubah menjadi babi antropomorfik karena kutukan.
Pemburu bayaran lepas yang mencari nafkah dengan mengejar bajak laut udara dikenal dunia sebagai Porco Rosso, yang dalam bahasa Italia berarti Crimson Pig.