JAKARTA, KOMPAS.com - Film merupakan salah satu jenis hiburan yang sering dikonsumsi oleh orang-orang untuk menghibur dirinya dari rutinitas melelahkan.
Penonton bisa berbondong-bondong pergi ke bioskop demi menonton film terbaru yang ditayangkan.
Selain itu, film juga sudah bisa dinikmati di layar kaca maupun layar ponsel.
Sejak pandemi Covid-19 yang memaksa manusia untuk saling menjaga jarak, film lebih banyak diproduksi di layanan streaming agar penonton tetap berada di rumah.
Namun sejatinya, film dibuat untuk layar lebar sehingga pengalaman menontonnya tetap berbeda jika dibandingkan dengan menyaksikan di rumah lewat medium televisi ataupun gawai.
Film sendiri memiliki definisi sebagai sebuah medium komunikasi audio visual yang tak hanya memberikan hiburan, tapi juga menawarkan informasi, dan bahkan bisa menyentuh emosi penontonnya.
Menurut Hiawan Pratista (2008), film adalah media audio visual yang menggabungkan kedua unsur, yaitu naratif dan sinematik.
Unsur naratif sendiri berhubungan dengan tema sedangkan unsur sinematik adalah alur atau jalan ceritanya yang runtun dari awal hingga akhir.
Sepanjang perjalanannya, film berkembang menjadi beragam jenis atau bisa juga disebut sebagai genre.
Genre-genre ini bisa berdiri sendiri atau bahkan bercampur dengan genre lain sehingga menghadirkan warna baru di perfilman.
Film aksi atau laga adalah film yang sebagian besar adegan-adegan di dalamnya menampilkan aksi yang memacu adrenalin penonton.
Genre ini biasanya menampilkan cerita si baik dan si jahat yang berhadapan lengkap dengan aksi baku-hantam, tembak-tembakan, atau bahkan kejar-kejaran.
Film animasi atau kartun juga disebut sebagia film anime di Jepang.
Berbeda dari genre lainnya, animasi tak menggunakan aktor asli dalam pengambilan gambarnya.
Gambar-gambar yang dihadirkan biasanya digambar langsung oleh animator sebelum kemudian dijahit dengan ceritanya lalu ditambahkan suara dari aktor-aktornya.