Yati Pesek lahir dari pasangan Sujito dan Sujilah. Ayahnya merupakan seorang pengrawit dan ibunya adalah seorang penari. Keduanya merupakan pemain wayang orang.
Selain belajar menari dari ibunya, Yati Pesek juga belajar secara pada R. M. Joko Daulat, seorang guru tari dari Konservatori Karawitan Surakarta, dan juga mempelajarinya secara kelompok pada seorang guru tari dari Yogyakarta yang bernama Basuki Koeswaraga.
Yati Pesek terus aktif melestarikan budaya lokal melalui berbagai pertunjukan seni, baik di panggung nasional maupun internasional.
Yati Pesek menikah dengan pria bernama Sumaryo yang merupakan seorang dalang. Sumaryo telah berpulang pada tahun 2016.
Dari pernikahan ini Yati Pesek dikaruniai 5 anak, 2 di antaranya sudah meninggal serta 10 cucu.
Sebagai pelawak perempuan, Yati Pesek menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda, terutama perempuan, untuk menekuni dunia seni dan komedi. Karier panjangnya menunjukkan dedikasi dan kecintaannya terhadap dunia hiburan Indonesia.
Hingga kini, Yati Pesek masih aktif menghibur masyarakat Indonesia, membuktikan bahwa humor adalah bahasa universal yang dapat menyatukan berbagai lapisan masyarakat.
Yati Pesek tercatat mendirikan beberapa padepokan dan kelompok seni budaya, di antaranya;
Dedikasi dan kontribusi sungguh-sungguh Yati Pesek lebih dari separuh abad telah membuatnya diberi banyak penghargaan, di antaranya;