Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang "Dendang" Diana Nasution

Kompas.com - 04/10/2013, 02:39 WIB
Irfan Maullana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada 16 Oktober 2012, Kompas.com berkesempatan mewawancarai Diana Nasution. Seusai jumpa pers "Hello! Loves You Charity Concert" di Balkon Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Diana dengan penuh semangat bertutur tentang kisah hidupnya berjuang melawan kanker payudara.

Kepada Kompas.com, ibunda vokalis Marcello Tahitoe atau Ello tersebut mengakui bahwa dia termasuk telat memeriksakan kondisi kesehatannya. "Saya orang yang telat memeriksakan. Bukan karena enggak tahu tapi karena saya takut," cerita Diana saat itu.

Masa-masa berat akhirnya bisa dilalui Diana setelah melalui proses penyembuhan. "Mereka sambut baik, apalagi saya sebagai survivor. Saya terharu banget, banyak yang peduli," ujar Diana. "Penyakit ini bisa disembuhkan," lanjutnya.

Kini, diva Indonesia era 1970-an yang lahir pada 6 April 1944 itu telah berpulang saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Gading Pluit pada Jumat (4/10/2013) selewat pukul 00.00 WIB. Namun, sejumlah prestasi emas pernah diguratkannya di blantika musik Tanah Air.

Di antara guratan emas yang pernah diukir Diana adalah saat berduet dengan sang kakak, Rita Nasution, dengan membentuk "Nasution Sisters" yang cukup populer pada 1970. Selang tujuh tahun kemudian, tepatnya pada 1977, Diana berduet dengan Melky Goeslaw dan berlaga di Festival Penyanyi Nasional dengan lagu Bila Cengkeh Berbunga dan Malam yang Dingin.

Dua lagu karangan Minggus Tahitoe tersebut memukau, bahkan Bila Cengkeh Berbunga menjadi lagu jawara kompetisi. Namun, duet Diana dan Melky belum mengungguli Hetty Koes Endang, dan hanya menjadi runner up. Sedangkan Damai tapi Gersang yang didendangkan Hetty, sebaliknya menjadi juara kedua dalam kategori lagu.

Dalam kontestasi tersebut, memang Hetty dan Damai tapi Gersang yang mewakili Indonesia ke ajang WPSF Tokyo 1977. Hetty dan lagunya juga yang akhirnya menggondol penghargaan "Most Outstanding Performance" di acara itu. Namun, karier bermusik Diana pun berlanjut, tak kalah menjulang dibandingkan Hetty.

Kepopuleran Diana antara lain berkat lagu ciptaan Rinto Harapan, seperti Jangan Biarkan dan Benci tapi Rindu. Pada 2010, Diana menghangatkan kembali panggung musik Indonesia, berduet dengan diva Titi DJ membawakan daur ulang hits Benci tapi Rindu.

Nama Diana tak hanya populer di dalam negeri. Penyanyi Amerika Serikat asal Hongkong yang top di Taiwan, Coco Lee (38), tanpa malu-malu mengaku menyukai kualitas vokal yang dimiliki Diana. Kepada Kompas.com, dia pun spontan mencuplik sepenggal lirik lagu Diana.

"Ah, kamu dari Indonesia, ya? Apa kabar? Saya suka sekali lagu-lagu Indonesia. Dengar ya, ’Bukan hanya sekadar penghibur, dirimu, oh sayang’. Sayang artinya my dear, kan?” kata Lee, mengutip sepenggal lirik dan nada Benci tapi Rindu.

Selamat jalan, Diana...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com