Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putri Bruce Lee Kesal Ayahnya Ditertawakan di Film Quentin Tarantino

Kompas.com - 31/07/2019, 21:05 WIB
Kistyarini

Editor

Sumber E! News

KOMPAS.com - Film Once Upon a Time ... in Hollywood mendapat pujian dari kritikus atas skenario dan penggambaran tahun 60-70-an.

Namun ada satu orang yang memprotes sutradara Quentin Tarantino, untuk karyanya itu.

Dialah Shannon Lee, putri mendiang aktor laga legendaris Bruce Lee.

Dia memprotes penggambaran sosok ayahnya di film itu, seperti dilansir The Wrap.

Sebagai informasi, Once Upon A Time ... in Hollywood menggambarkan kehidupan seorang stuntmant bernama Cliff Booth (Brad Pitt).

Salah satu adegan menggambarkan Booth bertarung dengan Bruce Lee menggunakan pedang di sebuah lokasi syuting di Hollywood.

Shannon Lee berkesempatan menonton pemutaran khusus film itu. Ia mengaku kecewa karena sosok ayahnya digambarkan dengan tidak semestinya.

“Saya paham mereka ingin membuat karakter Brad Pitt sangat keren yang bisa mengalahkan Bruce Lee,” kata Lee.

“Tetapi mereka tidak perlu memperlakukan dia (Bruce Lee) seperti perlakuan orang-orang kulit putih di Hollywood saat dia masih hidup,” lanjut Shannon Lee.

Dari sudut pandang putrinya, Once Upon A Time ... in Hollywood menggambarkan ayahnya sebagai sosok yang arogan yang penuh amarah.

Adegan pertarungan antara Cliff Booth (Brad Pitt) dengan Bruce Lee (Mike Moh) dalam film Once Upon A Time ... In Hollywood yang disutradarai Quentin Tarantino.Sony Pictures Entertainment Adegan pertarungan antara Cliff Booth (Brad Pitt) dengan Bruce Lee (Mike Moh) dalam film Once Upon A Time ... In Hollywood yang disutradarai Quentin Tarantino.
Menurut putri Bruce Lee itu, ayahnya jauh berbeda dengan gambaran di film yang juga dibintangi Leonardo DiCaprio itu.

“Ayah saya harus berjuang tiga kali lebih keras dibandingkan dengan orang yang meraih hal yang biasa bagi orang lain,” tutur Shannon Lee.

Ia mengaku sangat tidak nyaman duduk di kursi bioskop dan mendengar penonton lain menertawakan sosok ayahnya.

Baca juga: Joe Taslim Bangga Jadi Bagian dari Buah Pemikiran Bruce Lee

Ia memahami pesan yang disampaikan Tarantino, yakni menggambarkan era ketika rasisme dan eksklusivitas masih sangat kuat.

Meskipun demikian, Shannon Lee tetap merasa kesal karena film itu sama sekali tidak menghargai pencapaian dan kehidupan ayahnya.

“Semuanya lenyap dengan penggambaran itu dan ayahku digambarkan sebagai sansak hidup yang arogan,” pungkas Shannon Lee.

Baca juga: Produser Legendaris yang Orbitkan Bruce Lee Meninggal Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber E! News
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com