"Saya bersyukur bisa bekerja di balik layar. Di film ini saya punya kesempatan untuk tahu bagaimana proses pembuatan film dari awal hingga film itu bisa ditonton orang di banyak tempat," ujar Vino (32).
Di film Tabula Rasa, Vino bekerja sama dengan kakak iparnya, Sheila Timothy, yang mendirikan Lifelike Pictures, bersama suaminya, Luki Wanandi.
Aktor yang telah membintangi 20 judul film ini mengakui bahwa bekerja di belakang layar ternyata lebih ribet ketimbang menjadi pemeran. Dibutuhkan kemampuan manajerial yang baik agar seluruh proses film bisa berjalan dengan lancar dan minim konflik. Ia juga belajar bagaimana meyakinkan investor agar mau ikut membiayai film Tabula Rasa.
"Ini tantangan baru buat saya," ujarnya.
Vino mengaku cukup lancar menyesuaikan diri dengan pekerjaan barunya. Pengalamannya menangani film-film pendek cukup membantu pekerjaannya di Tabula Rasa.
"Di film pendek saya sudah belajar sedikit-sedikit tentang bagaimana membuat film, mulai dari menghitung budget, memilih lokasi, shooting, dan segala hal yang memengaruhi proses shooting. Itu cukup membantu saya," katanya.
Bagi Vino, Tabula Rasa adalah film yang sangat idealis. Dengan jalinan cerita sederhana, film tersebut diolah menjadi kaya nilai-nilai kemanusiaan. Masakan menjadi benang merah yang mempersatukan jalan cerita yang dialami masing-masing tokoh.
"Film ini dipersembahkan untuk para ibu yang memasak dengan cinta untuk anak-anaknya. Ketika film itu jadi, rasanya sangat dekat dengan kehidupan, yang juga saya jalani," tuturnya.
Melalui masakan, Tabula Rasa mengemukakan suatu konsep untuk memulai sesuatu yang baru. (Lusiana Indriasari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.