Andien bercerita, konsep akad nikah di ruang terbuka itu datang darinya. Untuk mendapatkan lokasi alam dengan hutan dan latar pegunungan, Andien dan Irfan harus mengunjungi lima hutan di kawasan Bandung.
Awalnya keduanya tertarik menggelar pernikahan di Tangkuban Perahu. Namun, karena di sana tak ada aliran listrik dan tempat ganti pakaian, akhirnya mereka memutuskan memilih lokasi mengikat janji sehidup-semati di hutan pinus.
"Ini pernikahan enggak lazim bisa dibilang. Konsep itu datang dari aku. Mas Ippe (biasa Irfan disapa) cuma bilang, 'Oh ya juga ya'. Aku tadinya enggak tahu di hutan bisa selenggarakan pernikahan. Saya pengin sebenernya belakangnya gunung. Sampai akhirnya dapat yang di Pine Forest, padahal tempat camping," cerita Andien.
"Orangnya (pengelola tempat) bingung pas aku bilang pengin nikah. Kami pengin konsep raw wedding yang masih mentah," lanjutnya.
Uniknya lagi, tak ada bunga dalam dekorasi acara akad nikah Andien dan Irfan. Sebelumnya, Andien berpesan kepada para tamu undangan untuk tak mengenakan aksesori berupa bunga. Alasannya, ia ingin pernikahannya benar-benar menyatu dengan alam. "Menurut aku kayu juga cantik. Aku enggak mau ada mawar emang dalam pernikahan. Tapi aku nikah sebenernya enggak mau terlihat cantik. Kita berdua orangnya koboi banget," ucap Andien.
Soal makanan yang disajikan di akad nikah, keduanya memilih tak menyewa jasa boga. Andien dan Irfan ingin makanan rumahan dan akhirnya meminta ibu rekan mereka untuk membuatkan sajian pernikahan.
"Aku bilang ke Mas Ippe pengin makanan yang rasa rumahan. Sampai akhirnya kami mesen ke ibu temen kami," ucap Andien.
"Seru deh pokoknya. Kecantikannya bisa diliat dari kacamata lain," tambahnya. "Konsepnya PR (pekerjaan pumah) banget," timpal Irfan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.