JAKARTA, KOMPAS.com - Hati penyanyi dangdut Ikke Nurjanah sedang deg-degan, tetapi bukan karena hendak bertemu tambatan hati. Ia berdebar-debar karena harus bersiap menghadiri diskusi tentang bukunya, Diary Dangdut Ikke Nurjanah, di Universitas Pittsburgh di Pennsylvania, Amerika Serikat. Maklum, Ikke merasa, di forum yang bakal dihadiri banyak orang itu, dirinya tidak mungkin menggunakan bahasa Inggris untuk sehari-hari.
"Aku heran, mengapa Profesor Andrew Weintraub yakin tak perlu penerjemah untuk berbicara di forum itu. Padahal, aku belum berani bicara (tanpa penerjemah)," tuturnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (28/6) malam.
Andrew Weintraub, peneliti sekaligus penggemar musik dangdut, adalah pengajar di Departemen Musik Etnik Universitas Pittsburgh. Ikke bisa berbahasa Inggris, tetapi tak cukup percaya diri jika harus menyampaikan presentasi dalam diskusi. "Iih, aku deg-degan nih," lanjutnya.
Perempuan yang sudah 25 tahun menyanyi dangdut itu bakal bertolak ke AS pada 14 Juli mendatang. Ia mendapat undangan untuk konser sekaligus diskusi tentang bukunya yang terbit tahun 2015 itu. Ia akan manggung di Washington DC, New York, dan Universitas Pittsburgh, Pennsylvania.
Sepuluh tahun lalu, pelantun lagu "Terajana" ini juga pernah diundang ke Pittsburgh. Namun, waktu itu ia belum membuat buku tentang musik dangdut. "Supaya lebih lancar, aku harus ngebut belajar bahasa Inggrisnih," kata Ikke. (TRI)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Juli 2016, di halaman 32 dengan judul "Siap ke Amerika Serikat".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.