JAKARTA, KOMPAS.com - Gitaris grup band Slank, Ridho Hafiedz, sangat menyayangkan citra musisi jalanan di Indonesia yang sering dipandang negatif oleh sebagian orang. Mereka menjadi tak diapresiasi selayaknya seniman.
Menurut Ridho, semua itu karena sikap beberapa orang yang tak berkelakuan sebagai seorang musisi jalanan.
"Sekarang preman berkedok pengamen ada aja. Dengan tepuk-tepuk tangan, mereka pikir itu bagian dari seni. Kadang orang lagi makan, mereka suka maksa. Itu pengamen? Itu musisi? Saya pikir bukan itu ya, harusnya mereka tidak kayak begitu," kata Ridho dalam wawancara di Kemendikbud, Jakarta Selatan, Senin (5/6/2017) sore.
Baginya, musisi jalanan adalah orang-orang yang betul-betul punya bakat seni. Bukannya mendatangi orang, lalu tak berhenti bernyanyi sampai diberi uang. Begitu mendapatkan yang mereka mau, langsung menghentikan nyanyian kemudian lanjut ke orang lain.
Musisi jalanan yang sebenarnya, lanjut Ridho, hanya perlu berdiri di sudut-sudut jalan tertentu, memainkan musik, hingga orang-orang datang dengan sendirinya dan ikhlas memberi mereka uang sebagai tanda apresiasi.
"Orang yang memberi tidak berangkat dari intimidasi, orang mengapresiasi akhirnya memberi. Bukannya nyamperin terus begitu dikasih uang, selesai, jadinya orang kasih uang cuma buat (nyanyiannya) selesai. Jadi menurut saya attitude seperti itu mesti diubah," kata Ridho.
"Konsep pengamen atau musisi jalanan harus dinaikkan lagi derajatnya. Musisi jalanan atau pengamen itu bukan nyamper-nyamperin orang, harusnya mereka mangkal, dan berekspresi saja. Selama ini gue lihat pengamen itu hanya sebatas nyanyi, dapat uang, cabut," ujar Ridho.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.