Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Virus" Reggae Sudah Sampai ke Papua, Tony Q Masih Gelisah

Kompas.com - 20/06/2017, 22:59 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Musisi Tony Q mengaku bangga melihat musik reggae semakin hari semakin banyak peminatnya. Kata dia, "virus" musik dari Jamaika ini sudah tersebar hingga ke Papua.

"Yang saya amati, luar biasa sudah sampai ke pelosok-pelosok. Kemarin kami main di Sorong, Papua, sampai 41.000 penonton. Di Jayapura hampir 30.000 orang. Udah merata," ujarnya dalam wawancara di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Selasa (20/6/2017) malam.

Namun, di sisi lain pelopor reggae di Indonesia ini mengaku gelisah dan prihatin terhadap pola pikir musisi-musisi reggae baru dalam berkarya.

"Ada kesan di mindset para musisi reggae baru, musik itu jadi kayak major label, musiman. 'Wah lagu ini lagi ngetop bikin kayak gitu deh'," ujarnya.

Padahal pada dasarnya, lanjut Tony Q, musik reggae awalnya lahir untuk mengkritik, membawa pesan edukasi, memperjuangkan kedamaian, dan berbicara tentang kemanusian.

"Bicara cinta, tiba-tiba nyanyi lagu cinta semua. Enggak salah, tapi itu pribadi. Saat orang denger musik itu bisa tergugah, musiknya menyentuh. Tapi sentuhan itu tidak melulu lewat lagu-lagu soal cinta pribadi, tapi bisa bersifat global," ujar Tony Q.

Sebagai orang yang berkecimpung dalam industri musik sejak 1980-an, ia merasa sudah terjadi pergeseran esensi bermusik. Dari yang dulunya musisi masih memikirkan soal makna karyanya, hingga saat ini mereka terkesan sekadar ikutan-ikutan tren.

"Akhirnya enggak seperti yang terjadi dalam konteks berkarya. Lebih kepada melihat lagi ngetop lagu kayak gimana, ikut-ikutan. Yang saya prihatinkan gitu. Musik itu hiburan, tapi di dalam hiburan itu mau apa? Pada saat hiburannya udah dapat, belum selesai. Di balik itu ada kemanusiaan," kata Tony Q.

"Ada true story ya, ada temennya temen di Bandung waktu itu usahanya lagi drop. Terus didengerin sama temenku lagu 'Don't Worry', habis denger itu dia terenyak. Dia merasa bahwa itu membangkitkan semangat dia kembali. Sampai dia ketemuin aku ke Jakarta, sampai cium tangan dan terima kasih. Nah jadi dari lagu bisa jadi semangat hidup," ujarnya.

Masih menurut Tony Q, sekarang ini masih ada saja orang-orangnya yang berpandangan negatif terhadap musisi reggae.

"Terus ada konotasi bahwa reggae musiknya begini begitu. Kadang saya berpikir kalau orang belum mengerti dan belum pernah mencerna, pasti konotasinya negatif. Kayak musik rock (mindset-nya) narkoba segala macam. Tapi begitu orang kenal dan membedah lirik, baru orang akan sadar bahwa musik itu untuk hal-hal positif," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau