Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berbagi Kebaikan dan Menyatukan Keberagaman di Synchronize Fest 2019

Penampilan para musisi begitu dinikmati oleh semua yang hadir di area Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (4/10/2019) hingga Minggu (6/10/2019). 

Contohnya, resonansi musik yang membuat gemuruh penonton semakin keras terdengar saat grup band asal Yogyakarta Sheila on 7 tampil. 

Penggemar Sheila on 7 yang berasal dari banyak daerah ini berhasil terhibur dengan karya-karya yang membangkitkan semangat para penonton.

Tak henti di pengunjung saja, bahkan para pekerja yang bertugas di Synchronize Fest pun tampak bersuka cita menyaksikan penampilan band-band. 

Seperti yang terlihat dalam unggahan video akun Twitter @kolonigigs_ yang diunggah pada Senin (8/10/2019).

Terlihat tiga petugas kebersihan Synchronize Fest sedang berjoget dan bernyanyi saat Sheila On 7 tampil di atas panggung. 

Sambil memegang tongkat pel, mereka terlihat ikut berjoget dan menyanyikan lagu "Kita". 

Tak ayal, video itu menjadi viral di media sosial.

"Di @SynchronizeFest kemaren nih, pas @sheilaon7 perform, petugas kebersihan pun turut berbahagia~ semoga sehat selalu lancar rezeki ya bu!" tulis keterangan dalam unggahan tersebut seperti dikutip Kompas.com, Kamis (10/10/2019). 

Contoh lainnya, ketika grup band NOAH berhasil tampil memukau di atas panggung. Ditambah lagi dukungan set panggung dan visual yang interaktif.

Penampilan pamungkas NOAH sekaligus menutup rangkaian kemeriahan di Dynamic Stage di hari ketiga Synchronize Fest 2019. 

Tak hanya itu, nuansa kenangan juga dihadirkan dari penampilan berjoget ala Diskopantera.

Spinning lagu yang dilakukan dari kombinasi lagu hits 80-an, 90-an sampai 2000-an berhasil menyedot perhatian penonton dan mengajak semua penonton berjingkrak sebagai penutup di area District Stage.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, Minggu (6/10/2019), ribuan penonton tumpah ruah hingga lorong penghubung antar stage.

Keseruan tak hanya berasal dari panggung utama.

Panggung yang lebih intim yaitu di Gigs Stage dan XYZ Stage juga memberikan pengalaman berbeda.

Sebut saja Skandal, The Dissland, Begundal Lowokwaru hingga Dieunderdogg-Emo Revival yang sukses membawa spirit pergerakan kancah musik bawah tanah.

Penampilan Berbeza, grup band yang berkonsep gimik vokalis dengan aksen bahasa Malaysia mampu memberikan warna yang berbeda dengan membawakan karya Amy Search, Iklim, hingga Slam.

Kesempatan pertama Berbeza ini dimanfaatkan untuk memperkenalkan singel terbarunya berjudul KL-Jakarta, kebetulan band ini diisi oleh personel berkewarganegaraan Malaysia dan Indonesia.

Tidak kalah menarik, grup kasidah asal Semarang, Nasida Ria, yang sudah eksis sejak tahun 1975 tersebut disambut antusias publik dari sore hari di area festival.

Irama kasidah yang khas dengan konsep musik modern dibalut organ tunggal, sajian Nasida Ria menambah suasana kemeriahan pada hari terakhir gelaran Synchronize Fest 2019.

Tak ada satu pun penampil yang tampak kendur menyajikan penampilan terbaik mereka di Synchronize Fest hingga hampir di keenam panggung yang selalu dipadati penonton.

Hal ini berkat antusias yang begitu luar biasa dari para pengunjung yang datang untuk memberikan sorak terbaiknya kepada idolanya diatas panggung.

Melihat realita ini, tampaknya penonton setia Synchronize Fest semakin terbentuk, keberagaman, bersatu dalam musik dan euforia yang dirasakan semua yang ada di lokasi jadi contohnya.

Konsistensi memberikan kesan yang bahagia dan puas setelah menonton Synchronize Fest 2019.

Besarnya minat penonton sudah mulai terlihat sejak penyelenggaraan yang pertama kali pada tahun 2016.

Hal ini tentu, menjadi spirit tersendiri bagi Synchronize Fest untuk terus eksis dan berdampak positif melalui program Green Movement yang tengah digaungkan.

Diketahui, salah satu perbedaan mencolok pergelaran kali ini ialah, konsep ramah lingkungan yang mulai digerakkan.

Penggunaan tumbler, tak pakai genset, dan mengurangi botol plastik sekali pakai jadi salah satu buktinya.

"Kami ingin memberikan pengalaman yang maksimal bagi siapa pun, mulai dari penampil, stage, dan dukungan tata cahaya atau visual yang atraktif. Hingga pada tahun Ini adalah tahun pertama adanya Green Movement di Synchronize Fest," ujar David Karto selaku Festival Director Synchronize Festival 2019 dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (10/10/2019).

"Hal ini bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan, namun animo penonton untuk membawa tumbler pribadi disambut positif, dapat dilihat dari barisan penonton yang berbaris rapi di water station. Perlahan namun pasti, movement ini merupakan bentuk tanggung jawab penyelenggara dan juga merupakan tanggung jawab kita bersama yang hadir di Synchronize Fest," sambungnya.

Target pasar yang semakin terbentuk ini juga ditegaskan oleh Hendra Noor Saleh selaku Supervisor Synchronize Festival 2019.

"Target market Synchronize Fest sudah semakin terbentuk sejak tahun pertama. Generasi Y dan Z menjadi dominasi penonton, tetapi generasi X (20 persen dari total pengunjung) juga masih ada yang tidak mau ketinggalan menyaksikan festival musik ini," ujar Hendra. 

Nampak hingga saat ini gaung dan atmosfir yang menjadi resonansi Synchronize Fest masih begitu terasa di media sosial yang tak henti-henti mengharumkan tiga hari penyelenggaaraan festival. 

Ah, rasanya belum move on dari Synchronize Fest...

https://entertainment.kompas.com/read/2019/10/10/130200510/berbagi-kebaikan-dan-menyatukan-keberagaman-di-synchronize-fest-2019

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke