Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alternatif Tontonan Masyarakat Indonesia

Kompas.com - 17/12/2010, 04:02 WIB

Bandung juga tercatat memiliki sejarah panjang terkait musikal. Secara kontemporer, diyakini sajian musikal tumbuh dan berkembang di Bandung lewat Rock Opera-nya Harry Roesli.

Selanjutnya, muncul pula kelompok Padhyangan Project— mahasiswa dari dua universitas di Bandung, yaitu Parahyangan dan Padjadjaran, menjadi satu kesatuan. Beberapa pentolannya, seperti Denny Chandra, Izhur Muchtar, Joe, dan Daan Aria, sukses membawa musikal ke layar kaca dan dinikmati banyak orang.

Sementara di layar kaca, yang terbaru adalah serial musikal Glee, yang juga diminati masyarakat Indonesia. Glee tak hanya ditonton pemirsa televisi, tetapi juga laris dalam bentuk cakram film bajakan di kaki lima.

Perjuangan inspiratif

Dengan ”fakta sejarah” itu, Mira mengatakan tetap optimistis dengan masa depan musikal ”Laskar Pelangi”. Dengan amunisi alur cerita yang sudah dikenal masyarakat, tambahan improvisasi karya, dan dukungan tata panggung yang digarap secara detail, Mira yakin musikal akan mendapat tempat di masyarakat.

Inti cerita musikal ini masih sama, bercerita tentang perjuangan inspiratif anak-anak Desa Gantong di Belitung yang mencoba meraih mimpi mereka dengan sekolah. Namun, Mira berjanji akan banyak hal baru yang dimunculkan dalam musikal ini. Salah satunya, kami akan menonjolkan karakter para pekerja pabrik timah PTPN Timah dan masyarakat Desa Gantong.

Hal baru lainnya adalah kemampuan yang dimiliki para pemain. Sebagai konsekuensi dari sajian musikal, Mira mengatakan, para pemain diharuskan bisa menyanyi dan menari. Oleh karena itu, proses audisi pun berjalan ketat karena mereka harus bisa menjaring pemain yang kemampuan aktingnya sama dengan menyanyi.

Bahkan, untuk mencari pemeran tokoh Harun, Mira-Riri melakukan audisi di beberapa sekolah luar biasa di Jakarta. Hingga tahap audisi selesai, sebanyak 100 aktor dan 50 pemusik lolos seleksi.

”Satu pelajaran yang bisa kami petik, Indonesia memiliki banyak bibit dan bakat menyanyi yang hebat. Pembeda dengan artis ternama, mereka tidak masuk studio rekaman dan membuat album,” katanya.

Selain itu, karena disajikan langsung di atas panggung, urusan visual akan dibuat sedemikian rupa. Riri mengakui, ini bukan tugas yang mudah karena jauh berbeda dengan saat membuat film.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com