Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Kisruh Film Impor

Kompas.com - 26/02/2011, 03:29 WIB

Betulkah sineas Indonesia jadi lebih berpeluang dengan rencana mundurnya film Hollywood di layar kaca Indonesia? Belum tentu.

Kita tengok saja sejumlah permasalahan dalam produksi film Indonesia yang berbiaya rendah, teknologi kacangan, dan skenario yang tidak ada juntrungannya: membungkus cerita hantu dengan para artis seksi, atau cerita komedi yang masih slapstick. Apakah jenis film macam ini yang akan menjadi ”tuan rumah di negeri sendiri”? Mohon maaf, saya sendiri tak mau jadi tuan rumah untuk film macam itu.

Kembali pada uraian Budi Irawanto (2004), dalam setiap lini proses produksi film Indonesia menyimpan masalah. Masalah muncul mulai dari soal regulasi perfilman, soal kreativitas dan sensor, soal distribusi perfilman, sumber daya perfilman, apresiasi pada perfilman, hingga ke soal dokumentasi perfilman kita.

Jadi peta permasalahan sudah lama dijabarkan, tetapi apakah pihak-pihak yang tersebut di situ mengerjakan pekerjaan rumahnya atau tidak? Ini yang sebenarnya menjadi inti masalah.

Saya sendiri menduga tak mungkin film-film Hollywood betul-betul keluar dari pasar Indonesia karena bagaimanapun juga Indonesia pasti akan selalu dilihat sebagai pasar film Amerika yang besar. Namun, sudahkah kita juga cukup berdaulat sebagai konsumen? Di luar itu, sudahkah kita juga berdaulat sebagai produsen juga?

Jadi, menurut saya, ini hanya soal tarik ulur sementara dan akhirnya muncul kesepakatan dari kedua belah pihak—Pemerintah Indonesia dan MPA— untuk negosiasi yang baru. Sekali lagi ini bukan soal nasionalisme, melainkan lebih tepat sebagai urusan antara pedagang dan rentenir. Pedagang mau jualan, rentenir mau tarik pajak lebih tinggi. Sesederhana itu.

Ignatius Haryanto Peneliti Media dari LSPP, Jakarta; Pemerhati Soal Industri Kebudayaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com