Bagi penikmat musik pop pada akhir 1970-an hingga 1980-an, nama Chaseiro mungkin lekat dalam ingatan. Chaseiro menampilkan harmoni vokal dengan musik pop bercita rasa jazz, bossa nova, dan latin itu
berawak mahasiswa Universitas Indonesia. Mereka adalah Candra Darusman, Helmie Indrakesuma, Aswin Sastrowardoyo, Edwin ”Edi” Hudioro, Irwan Indrakesuma, Rizali Indrakesuma, dan Omen alias Norman Soni Sontani. Gabungan inisial nama mereka membentuk nama Chaseiro.
Kini, setelah kelahirannya 33 tahun lalu, pertemanan mereka masih terawat. Penggemar mereka pun masih setia. Setidaknya itu terlihat dari penampilan mereka di Java Jazz dan GoetheHaus tahun 2009 yang dipadati penonton. Demi persahabatan dan kesetiaan itu, Chaseiro meluncurkan album Retro yang berisi kumpulan lagu lama dengan aransemen baru plus sebuah lagu baru, ”Salah Cinta”.
Peluncuran album pada Sabtu (30/4) yang ditandai dengan pergelaran ”Chaseiro Music & Friends” di Airman Planet Hotel Sultan, Jakarta, mereka persiapkan sepenuh hati dalam keterbatasan. Terbatas karena ”mantan mahasiswa” itu masing-masing telah ”jadi orang”.
Rizali, misalnya, sekarang menjabat Direktur Asia Selatan di Kementerian Luar Negeri. Candra Darusman bertugas di perwakilan World Intellectual Property Organization (Wipo) di Singapura. Aswin Sastrowardoyo berprofesi sebagai dokter. Sebelum konser, mereka biasanya meluangkan 12-15 kali berlatih. ”Tetapi, terbatas sampai jam sebelas malam, enggak bisa lagi seperti dulu sampai jam dua pagi. Umuuurrr….,” ujar Omen sambil tergelak.
Maklum, usia mereka semua di atas 50 tahun. Rizali, misalnya, memasuki Fakultas Ilmu-ilmu Sosial (sekarang FISIP) UI tahun 1975. Yang termuda, Irwan—yang juga adik kandung Rizali, selain Helmie—menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi UI tahun 1978.
Chaseiro lahir di tengah kehidupan kampus masa Orde Baru yang menerapkan kebijaksanaan normalisasi kehidupan kampus (NKK). Kalangan kampus menganggap NKK sebagai bentuk pemberangusan kebebasan.