Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Retro ala Chaseiro

Kompas.com - 01/05/2011, 05:08 WIB

Ketika kampus dibungkam itulah mahasiswa bernyanyi. Di Universitas Padjadjaran, Bandung, misalnya, muncul Grup Pecinta Lagu (GPL) yang dimotori Iwan Abdulrahman. Di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, ada Orkes Jaran Goyang dan Jetset (Jelek tapi Stil). Dari UI, publik mengenal Orkes Moral Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Tiga dari personel PSP, yaitu Omen, Rizali, dan Edi, adalah awak Chaseiro juga.

Chaseiro termasuk salah satu yang mampu masuk ke dalam industri musik dan populer. Setidaknya mereka membuat sejumlah album dan lagu-lagu. Pemuda merupakan album pertama yang diproduksi Musica Studio, 1979. Kemudian

Bila (1979), Vol 3 (1981), Ceria (1982). Belakangan setelah nonaktif sekian lama, mereka membuat album Persembahan (2001), dan single Pemuda aransemen baru (2009).

Lahir di masa kebebasan berpendapat amat terbatas itu, Chaseiro muncul dengan lagu-lagu dengan lirik menggelitik, tetapi jauh dari garang. Lagu ”Pemuda,” misalnya, lebih ajakan untuk menyatukan kaum muda yang dilihat saat itu terpecah-belah. ”Kami menebarkan optimisme daripada kecaman,” kata Candra.

Anak zaman

Chaseiro muncul ketika apa yang disebut sebagai ”vocal group” atau ”folk song” tengah populer di era 1970-an. Chaseiro pernah memenangi festival vocal group se-DKI Jakarta pada 1978. Dari ketujuh anggota Chaseiro, lima orang di antaranya telah malang-melintang di dunia vocal group. Rizali, Omen, Helmie, Aswin, dan Irwan getol mengikuti lomba.

”Kami nyanyi bareng sejak di SMA 11 tahun 1974. Irwan ikut meski waktu itu masih SMP,” tambah Omen.

Di Universitas Indonesia, kelompok eks SMA 11 ini bertemu Candra Darusman dan Edwin ”Edi” Hudioro dari Fakultas Ekonomi yang pada saat bersamaan telah membentuk kelompok musik bersama Helmie. Lewat Helmie, kedua kelompok ini dipersatukan. ”Saya biasa urus aransemen musik, Rizali aransemen vokal. Jadi, klik. Seperti menemukan pasangan keping puzzle,” ujar Candra.

Sekadar ilustrasi, pada era akhir 1970-an, mode rambut gondrong mulai menyurut. Muncul tren rambut setengah gondrong dengan gaya sisiran belah tengah. Ini merupakan evolusi dari sisir belah pinggir yang terasa ketinggalan zaman di pertengahan 1970-an dilindas mode rambut gondrong. Jejak gaya rambut terlihat foto awak Chaseiro di sampul dalam album Retro. Perhatikan juga gaya celana cutbray yang mereka kenakan yang memang sedang menguasai era 1970-an—dan kini terkesan kuno.

Meski demikian, Retro menurut Candra bukan dimaksud sebagai album nostalgia atau sekadar romantisasi masa lalu. ”Ada sesuatu yang baru yang kami tawarkan,” kata Candra.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com