GBS pun sukses masuk empat
Meski GBS ”hanya” tampil sebagai band pembuka, tak sedikit pun mengurangi rasa bangganya. ”Banyak orang luar yang tak tahu Indonesia. Banyak orang tahunya Bali, bukan Indonesia. Ini bisa menjadi promosi yang bagus untuk Indonesia,” kata Jono.
Untuk penampilan mereka di Hyde Park, GBS mempersiapkan sejumlah lagu. Jono malah sudah mempersiapkan kostum Presiden Soekarno untuk dikenakan di panggung.
Sebelum menggunakan nama Gugun Blues Shelter, Gugun dan Jono telah membentuk Gugun and The Bluesbug. ”Tahun 2004 saya bertemu Jono. Kami membuat band yang memainkan blues dengan sentuhan rock,” kata Gugun. Dia dan Jono dipersatukan oleh kecintaan pada sosok yang sama, Jimi Hendrix.
Mereka sempat berencana membuat album berbahasa Inggris sebagai persiapan manggung di Australia. Rencana itu gagal karena bencana bom.
Mereka lalu berencana membuat album kedua. Rencana ini juga gagal karena Jono harus kembali ke Inggris, meneruskan sekolah.
Tahun 2008 trio Gugun, Jono, dan Bowie bertemu dan bermain untuk pertama kalinya. Saat itu Jono telah selesai kuliah dan kembali ke Indonesia. Mereka sepakat memakai nama Gugun Blues Shelter. Nama ini terinspirasi acara yang digelar di Kemang, Jakarta, ”Soul Shelter”.
”Nama Bluesbug ternyata dipakai band dari Yunani. Meski jenis musik kami beda, kami memilih tak memakai nama itu dan menggantinya dengan Gugun Blues Shelter,” ujar Jono.
Dengan nama baru, GBS mulai melata membawa blues ke panggung di kafe-kafe. Di luar negeri, agen mereka rajin menawarkan GBS untuk bermain di banyak acara sehingga berkesempatan tampil di luar negeri.