Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menduniakan Suara Papua

Kompas.com - 11/07/2011, 03:09 WIB

Dalam perjalanan waktu, Aris yang melanjutkan kuliah di jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra, Surabaya, tak lagi fokus pada keinginannya ke Papua. Ditambah kesibukannya dalam tarik suara meningkat, setelah ia mengembangkan paduan suara di kampus, juga di tempatnya bekerja, gereja-gereja di Jawa Timur. Ia pun menjadi juri paduan suara nasional.

Kecintaan Aris pada seni suara mendorong dia kuliah ganda, yakni di bidang musik di Surabaya, Jawa Timur. Ia juga mendapat tawaran meraih gelar sarjana musik gereja di Singapura.

Keinginannya berkontribusi dalam pengembangan musik Tanah Air mendapat wadah di Universitas Petra, lewat program pengembangan musik wilayah Indonesia Timur.

Tahun 2001, Aris dan istrinya, Evelyn, pemusik, mengunjungi beberapa daerah di Papua. Mereka memberi pelatihan pada masyarakat dan gereja. Kesempatan ini justru membuat istrinya jatuh cinta dan ingin pindah ke Papua.

”Saya kaget karena istri saya yang justru bersemangat. Saya belum punya keinginan kuat pindah ke Papua,” kisahnya. Aris yang menjadi pelatih dan pembina paduan suara di Yogyakarta, Surabaya, hingga Singapura, itu sempat bimbang saat Evelyn mendorongnya pindah ke Papua.

”Saya bimbang. Di hati saya ada keinginan mengembangkan musik di Papua karena potensi suara orang Papua yang khas. Kita mudah menemukan penyanyi yang bagus di Papua. Tetapi potensi besar itu belum ada yang mengasah. Di sisi lain, saya punya cita-cita membuat konser besar. Itu berarti harus di kota besar,” katanya.

Aris memilih memantapkan hati mewujudkan keinginan lamanya, mengembangkan potensi suara orang Papua. Jalan itu terbuka saat dia ditawari menjadi guru musik di sekolah swasta di Jayapura.

Keinginannya semakin kuat karena ia iri dengan orang Filipina. Di Singapura misalnya, dengan mudah ia menjumpai penyanyi dari Filipina. Padahal, ia merasa suara penyanyi Indonesia tak kalah bagus.

”Saya geram, kok enggak ada penyanyi Indonesia? Padahal orang Batak (Sumatera Utara), Manado (Sulawesi Utara), Ambon (Maluku), Kupang (Nusa Tenggara Timur) itu bagus-bagus suaranya,” katanya, mencontohkan.

Generasi muda

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com