Seperti band bentukan industri lainnya, band ini dikelola dengan manajemen industri terkini. Kotak tak hanya dipandang sebagai band, tetapi juga brand . Dengan begitu yang bisa dijual oleh Kotak bukan sekadar musiknya, tetapi juga citra para personelnya.
Ruang-ruang bisnis yang bisa mereka masuki jadi lebih lebar. Mereka tidak hanya melayani permintaan konser dengan bayaran rata-rata Rp 50 juta sekali tampil, penjualan RBT, tetapi juga bersedia meminjamkan citranya untuk promosi produk dan jasa. Bahkan, mereka mulai masuk ke bisnis Twitter berbayar.
”Tuntutan industri musik sekarang memang seperti itu. Banyak produk yang ingin memanfaatkan citra kami. Tapi bagaimanapun peluang-peluang (bisnis) itu datang karena kami punya musik yang bagus,” ujar Erie.
Begitulah. Dari sebuah band instan, pelan tapi pasti Kotak beraksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.