Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Arkeologi di Kaki Tambora

Kompas.com - 14/09/2011, 08:59 WIB

Perjalanan diawali dengan menyusuri kebun kopi dengan kontur tanah yang landai. Kebun kopi peninggalan Belanda yang kini menjadi milik pemerintah daerah ini sangat luas. Tim tiba di pos satu setelah kebun kopi berangsur berganti dengan vegetasi hutan tropis. Beberapa porter membawa pakis yang dipetik di sepanjang jalan setapak yang dilewati. Pakis inilah yang menjadi salah satu pelengkap menu makan malam.

Matahari mulai lamat-lamat, pipa air yang tadinya menjadi penanda arah kaki mulai sulit dilihat. Jadwal untuk menginap di pos dua tetap dijalani, sehingga tim tidak berlama-lama istirahat di pos satu dan segera melanjutkan perjalanan. Saya tertinggal cukup jauh di belakang karena harus menyelesaikan foto panorama 360 derajat di pos satu.

Memasuki malam, saya masih tertinggal di belakang. Titik-titik cahaya dari head lamp yang dikenakan anggota tim di depan mulai tidak terlihat. Rasa kantuk karena kurang tidur mulai menyerang dan mengakibatkan langkah kaki kian melambat. Saat berhenti, mata tidak ingin kompromi dan sempat tertidur bersandar di carrier 60 liter yang saya kenakan. Namun, kenikmatan tidur hanya sesaat, disadarkan oleh suara-suara anggota tim yang terdengar pelan dari kejauhan. Berisiko jika benar-benar pulas tertidur, dan bagaimanapun harus mengejar tim yang sudah lebih dulu tiba di pos dua.

Waktu pendakian yang memang tidak umum. Biasanya pos dua dilalui siang hari dan jarang para pendaki menginap di pos ini. Namun tim ekspedisi memilih kamp di pos dua meski harus digerayangi pacet daun. Bagi saya, yang sering masuk ke hutan kalimantan, keberadaan pacet tidak terlalu saya hiraukan. Yang penting jumlahnya tidak terlalu banyak dan di dalam tenda steril. Meskipun ada yang menempel di tubuh, jika pacetnya kenyang akan jatuh atau mati dengan sendirinya.

Pos dua berada di kawasan lembah dengan hutan hujan yang basah. Area tidak terlalu luas hanya cukup untuk dua tenda. Usai makan malam semua langsung tidur di dua tenda yang didirikan berdampingan rapat. Fikri Hidayat

Bersambung

 


View Ekspedisi Cincin Api Kompas - Tambora in a larger map

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau