artis-artis berbasis soul, seperti Michael Jackson; Marvin Gaye; Barry White; Earth, Wind, & Fire; dan Kool and the Gang. Maliq mengunyah secara cukup cermat pengaruh soul, lalu mengeluarkannya dalam lagu soul berbahasa Indonesia. ”Tanpa harus mengindonesiakan musiknya,” kata Angga.
Angga mengakui, cukup sulit mengindonesiakan soul dalam lagu berbahasa Indonesia. Latar kultural seniman soul di negeri lahir soul, yaitu keturunan Afro-Amerika, susah ditransfer ke dalam tema-tema lagu untuk konsumen musik dengan latar budaya Melayu. Secara sosok musik, Maliq bisa meniru apa itu
”
Maliq kemudian memilih tema- tema lagu kehidupan sehari-hari lazimnya seperti yang mereka jalani, tak jauh beda dengan lirik lagu pop di Indonesia. Simak lagu ”Kangen” dengan
Dan simak pula lirik yang tipikal lagu pop: ”
Atau juga lagu ”Terdiam” yang tipikal soul dengan bagian refrein dibuat repetitif. Lirik khas pop, tetapi cukup jarang diangkat dalam tema lagu: ”
Lirik serupa itu rupanya menyentuh pendengar remaja.
Publik menerima
Formula musik rasa soul dengan lirik pop ala Maliq & D’Esssentials itu rupanya nyaman di telinga publik. Publik tidak terlalu hirau dengan nama kemasan musik, entah itu soul, neo soul maupun pop. ”Asyik
Pada awalnya band bentukan tahun 2002 ini tampil di hotel,
Akan tetapi, setelah mengeluarkan album pada 2005, Maliq mulai keluar dari ruang-ruang eksklusif tersebut. Mereka bisa muncul di depan audiens yang lebih massal sifatnya, seperti di pentas seni atau pensi-pensi di sekolah, mulai tingkat SMP sampai SMA. ”Bahkan, kami main di pensi anak-anak SD. Jadi, kami sudah
Maliq bisa muncul di perhelatan musik, seperti Soulnation atau Java Jazz, dan mendapat respons seru. Dengan bahasa industri, Maliq bisa disebut telah merebut pasar. Namun, diakui, upaya menembus pasar dengan beragam selera tak mudah bagi Maliq. Terlebih pada segmen pasar yang telah terkunci seleranya dengan jenis musik-musik tertentu. ”
Penonton di Soulnation malam itu