Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heru "Shaggydog/Dubyouth" Pengalaman Konser di Samping Makam

Kompas.com - 26/09/2011, 15:49 WIB

Setelah show di Payzac, keesokan harinya kami pun kembali ke Marseille. Setelah sampai, kami pun harus menyimpan kembali semua peralatan di sebuah gudang penyimpanan di sebuah tempat yang merupakan juga titik pertemuan kami setiap mau berangkat tur.

Sesi latihan di Le Remorque

Setelah istirahat sehari, akhirnya kami semua dapat melakukan sesi latihan yang sesungguhnya agar lebih maksimal untuk show berikutnya. Kali ini, Yowie sang trombonis pun akhirnya mulai bergabung di formasi, wajahnya tegang karena belum tahu apa yang harus dilakukan hehe... Tenang bro! Sikat wae. Itulah yang selalu saya tekankan kepada dia.

Latihan berlangsung di sebuah studio bernama Le Remorque, sebuah studio yang hampir berbentuk seperti kontainer. Wow, satu hari sewanya 200 euro atau senilai hampir Rp 2.500.000.

Chinese Man membawa semua peralatan dan tim mereka, termasuk penata lampu, VJ, sound engineer, bahkan sampai layar besar untuk video yang biasa untuk show pun dipasang di dalam studio latihan kali ini. Studio yang tadinya kosong pun terisi penuh oleh berbagai peralatan.

Kami berlatih dan berpikir keras hari itu, kadang diwarnai pertengkaran kecil dan tawa yang pecah ketika sebuah aransemen berhasil dibuat. Yowie pun sudah tidak canggung lagi ketika semua bagiannya sudah ketemu, bahkan beberapa kali dia mendapat pujian dari anak-anak Chinese Man karena tiupan trombone-nya. Saya dan MC Taiwan pun saling berbagi part, dan pada akhirnya semua benar-benar siap untuk show berikutnya.

Tak terasa hari itu 6 jam kami habiskan di studio. Di sela-sela latihan, anak-anak Chinese Man menyempatkan diri untuk ke Studio 2, menengok Deluxe, sebuah band yang sedang diproduseri oleh Chinese Man Records.

Keesokan harinya, kami mengulang latihan sekali lagi untuk memastikan semuanya benar-benar maksimal, ya, 6 jam lagi berkutat di studio karena cuma ada latihan dua hari ini untuk melanjutkan enam show yang tersisa.

Oya, Julian, sang sound engineer dibawa ke sesi latihan ini, karena di live show, kami banyak menggunakan efek-efek dub seperti echo, delay dan reverb untuk vokal dan trombone, jadi sound engineernya juga latihan. Dia juga selalu membawa semacam alat sirine analog, yang dibunyikan di setiap live show, bisa disetel/dimainkan frekuensi-nya.

Bukan hanya para pemain band-nya saja yang latihan, tapi sound engineer, penata lampu, VJ, semua ikut latihan seolah-olah sudah di panggung.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com