Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Dansa Si Datuk Maringgih

Kompas.com - 03/02/2012, 07:01 WIB

Dansa diplomasi yang dilakukan Presiden Megawati dan Presiden RRC Jiang Zemin satu tahun lalu di Beijing termasuk dansa modern ballroom.

***

TELAH banyak murid dansa yang dilatih oleh Damsyik. Mereka sekarang memenuhi kafe, club house, atau hotel yang menyediakan tempat untuk berdansa. Di tempat-tempat itu, para clubber bersosialisasi dengan berdansa bersama. "Dansa itu perlu untuk pergaulan. Lihat saja Presiden Megawati melakukan dansa sebagai alat diplomasi juga," kata Damsyik.

Menurut Damsyik, kekuatan dansa terletak pada fungsi sosialnya. "Dansa membuat orang berbaur, laki-laki maupun perempuan, dari latar belakang apa pun. Semua bisa bergembira bersama," tegas Damsyik yang mulai terjun ke dunia akting setelah dansa dianggap tarian imperialis oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Waktu itu, tahun 1950-an, PKI masih berkuasa. Mereka menganggap dansa adalah kebudayaan Barat, jadi dilarang keras. Saya juga sempat takut, tetapi tetap berlatih sendiri. Kalau ada kesempatan, saya berdansa," kenang Damsyik.

Walau hanya diminati oleh golongan menengah atas, dansa telah kembali ke masyarakat. Banyak kaum eksekutif dan pejabat tinggi mempelajarinya. "Dansa yang saya mainkan ini adalah dansa standar internasional. Jadi, murid-murid saya juga bisa melakukannya di luar negeri. Jadi, sarana pergaulan internasional," kata Damsyik yang menolak menyebutkan nama-nama murid dansanya dengan alasan tidak etis.

Ayah lima anak dan kakek dari 20-an cucu ini mengaku sangat senang dengan populernya kembali dansa di masyarakat. Bukan tidak mungkin pedansa Indonesia nantinya akan diperhitungkan dalam kancah internasional. "Saat ini pedansa Indonesia masih sama kedudukannya dengan pedansa Malaysia dan Singapura. Belum sebagus Cina. Cina itu paling top di Asia," kata Damsyik.

Diharapkan, jika dansa terus dipopulerkan, maka pedansa-pedansa baru akan muncul.

***

MENGENAI gelar "bangsawannya", yakni Datuk Maringgih, Damsyik sangat tidak keberatan. Walau Datuk Maringgih adalah tokoh yang jahat, yang memaksa mengawini Siti Nurbaya, Damsyik tetap bangga disebut Datuk Maringgih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com