Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghadirkan Chrisye dengan Lagu Baru

Kompas.com - 28/03/2012, 02:37 WIB

”Nada dasar bisa dinaikkan asal tidak terlalu jauh sebab kalau terlalu jauh akan jadi chipmunk (suara gepeng),” kata Erwin merujuk pada suara tokoh film animasi Chipmunk yang gepeng nyaring itu.

Erwin berusaha agar nyanyian Chrisye terdengar alami, hidup, dan ”berjiwa”, seperti benar-benar sedang dinyanyikan Chrisye. Untuk itu, secara detail ia memasukkan gaya Chrisye ketika ia mengambil napas. ”Saya cukup mengenal Chrisye. Pada kata-kata tertentu, ia suka ambil napas pakai ancang-ancang atau kadang ambil napas colongan,” kata Erwin.

”Lilin Kecil” sampai ”Badai” baru

Erwin Gutawa baru duduk di bangku SMP ketika Chrisye tengah populer dengan lagu ”Lilin-lilin Kecil” dan lagu-lagu pada album Badai Pasti Berlalu (1977).

Erwin adalah penggemar Chrisye yang dianggap membawa kesegaran baru dalam musik pop di Tanah Air. Erwin saat itu sudah bermain musik dalam acara ”Bina Musika” di TVRI asuhan Kak Agus Rusli. Dalam acara itu juga tergabung Cendi Luntungan yang kini menjadi drummer jazz serta almarhum Dodo Zakaria. Kala SMA, ia sudah ”naik kelas” menjadi pemetik bas dalam Orkes Telerama, acara musik serius asuhan Isbandi di TVRI.

Pada pertengahan tahun 1980, Erwin bergabung dengan band Karimata bersama Candra Darusman dan kawan-kawan. Suatu kali Isbadi memercayai Erwin menggarap aransemen untuk Telerama. Sejak itu, Erwin belajar menjadi penata musik dan pengarah musik.

”Ketika saya menjadi music director itu, saya menawarkan diri ke Chrisye untuk bikin konser pop, tetapi dengan orkestra. Chrisye cocok. Dia bilang, ’Win kita kerjain gini lagi yuk, tapi untuk album’,” kata Erwin menceritakan awal kerja samanya dengan Chrisye.

Itulah kerja sama Erwin dan Chrisye sampai hari-hari terakhir Chrisye. Erwin antara lain pernah menggarap musik album Chrisye, seperti AkustiChrisye (1996), Kala Cinta Menggoda (1997), Badai Pasti Berlalu-Re-recorded (1999), Konser Tur Legendary (2001), dan Dekade (2002).

Erwin mengakui, dari album-album yang dibuat bersama Chrisye, album Badai Pasti Berlalu-lah yang terberat. Pasalnya, album Badai Pasti Berlalu versi tahun 1977 garapan Jockie Suryoprayogo dan Eros Djarot sudah menjadi legenda.

”Saya memilih untuk tidak membuat seperti album yang dulu. Saya mereinterpretasi lagu-lagu di album tersebut.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com