Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Korea dan Gaya Menunggang Kuda ala Psy

Kompas.com - 28/09/2012, 06:14 WIB

Album lagu perdananya tahun 2001, pernah ditarik dari pasaran karena dinilai melanggar etika. Sedangkan album keduanya juga ditarik dari pasaran karena target pemasarannya tak sesuai dengan peruntukan videonya bagi anak-anak remaja yang belum dewasa. Video itu sendiri sebenarnya ditujukan untuk konsumsi dewasa.

Psy yang kini menjadi bintang hallyu ditangani sepenuhnya oleh agensi di Korea, YG Entertainment, yang juga menangani manajemen bintang hallyu lainnya, 2NE1 dan BIG BANG. Sebelumnya, ia pernah menangani sendiri video klipnya. Namun, hasilnya kurang memuaskan.

Impian yang tumbuh

Apakah ”Gangnam Style” merupakan bagian dari impian yang tumbuh di Korea sebagai salah satu produk kreatif industri untuk mewujudkan globalisasi hallyu? Jawabannya, ya.

Badan Produk Kreatif Korea (Korea Creative Content Agency/KOCCA) yang berperan memicu setiap produk kreatif industri di Korea memiliki komitmen untuk mewujudkan mimpi yang berkembang untuk membesarkan hallyu dalam skala dunia, termasuk ”Gangnam Style”.

”Mimpi dan imajinasi merupakan kunci untuk mencapai content dari kemajuan kelas dunia,” kata Presiden & CEO KOCCA Hong Sang-pyo, Rabu. Dengan peranannya, KOCCA berupaya menemukan talenta, menggali setiap tradisi untuk menghadapi tantangan dan mewujudkan blooming dreams.

Menurut Hong Sang-pyo, KOCCA bekerja untuk membangun dan mengolah setiap kisah dan memiliki imajinasi, harus bisa dihidupkan menjadi realita kehidupan lewat visualisasi. Untuk itu, KOCCA yang memproduksi film, cerita drama, musik, permainan, novel, dan animasi, benar-benar bekerja dan melayani industri kreatif Korea dengan mengemas budaya dan tradisi melalui pengembangan teknologi.

KOCCA melalui para penulis skenarionya juga menggali cerita dan kisah rakyat tak hanya di Korea, akan tetapi juga sejumlah negara yang memiliki akar budaya hampir sama dengan Korea. Misalnya, ke Thailand, Laos, dan Kamboja, untuk kemudian dikembangkan menjadi cerita drama dengan kemasan budaya pop dan tradisi-tradisi Korea.

”Dengan cara itulah, imajinasi dapat ditangkap dan dikembangkan dalam cerita serta visualisasi gambar yang bisa meningkatkan nilai tambah ekonomi kreatif di Korea. Setiap industri nantinya akan ditentukan oleh ekonomi kreatif, peningkatan pegawai, peningkatan ekspor, serta pengembangan pasar domestik,” papar Hong Sang-pyo.

Sementara menurut Executive Corporate Communication Departemen CJ E&M Roh Hye Yung–anak perusahaan dari CJ Grup, sebuah konglomerat yang bergerak di bidang hiburan, gaya hidup, dan makanan–industri kreatif harus ditopang dengan kesungguhan dan kerja keras.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com