Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bergoyang Menonton "Ikang"

Kompas.com - 29/09/2013, 19:45 WIB

"Angin sering berembus sangat kencang. Pernah ada rumah yang atapnya terbang sampai 20 meter. Untungnya tidak ada yang terluka," kata Hasanudin (26) saat berbincang di bawah rumah panggungnya. Banyak penduduk yang menaruh dipan di bawah rumah. Itulah tempat yang paling teduh saat siang sangat terik dan berangin. Tak ada pohon rindang di pulau itu.

Ineffest memutar film di halaman SD Negeri Pulau Messah, satu-satunya sekolah yang ada. Murid-muridnya, sekitar 300 orang, menikmati film-film animasi dari organisasi BOL The Language of Children dari India. Debjani Bandyopadhay dari BOL mengatakan kepada anak-anak Pulau Messah bahwa film-film itu buatan anak seusia mereka.

Seluruh sesi pemutaran film festival ini diadakan di luar ruang. Pada hari terakhir, Selasa (24/9/2013), film diputar di Lapangan Sepak Bola Labuan Bajo di pusat kota. Film yang diputar adalah lima film dokumenter hasil pelatihan selama sepekan yang diikuti 10 anak dari Pulau Jawa dan 10 dari Labuan Bajo. Film penutupnya adalah Cita-cita Setinggi Tanah karya Eugene Pandji.

Film yang terpilih dalam festival ini pada umumnya bercerita tentang kehidupan pesisir serta pendidikan anak-anak. Pemilihan beberapa film memang tepat, seperti film Lukas Moment. Di film itu, tokoh Lukas, nelayan udang yang masih sekolah di SMA Negeri Merauke, berusaha memasarkan hasil panennya ke Jayapura karena mendapat kabar bahwa harga di sana lebih bagus. Namun, kenyataan tak semanis impiannya.

Sementara film Epic Java agak "melenceng" dari keseharian penonton. "Kami hendak memberi wawasan kepada warga Labuan Bajo tentang alam yang ada di Pulau Jawa. Sementara film Cita-cita Setinggi Tanah walaupun berlokasi di Muntilan, Jawa Tengah, punya fokus yang jelas, yaitu usaha membuat harapan menjadi kenyataan," kata Program Manager Sugar Nadia Azier.

Direktur Festival Kamila Andini mempunyai keinginan membawa festival ini ke luar kota besar. Dua tahun sebelumnya, mereka menggelar festival di pesisir Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

"Supaya anak-anak di sana bisa membuka ruang kreatif mereka bahwa cita-cita tak harus jadi PNS atau karyawan kantor. Menjadi pembuat film atau kerja kreatif lainnya juga bisa jadi cita-cita," kata Andini.

Semoga saja anak-anak yang disapa Ineffest bisa punya impian yang menapak bumi, tak perlu setinggi langit. (Herlambang Jaluardi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau