Apakah genre musik The Dance Company sebenarnya? Bagaimana menyatukan irama musik kalian, sementara latar belakang musik kalian berbeda-beda. (Daryat, Semarang)
P: Genre kami, bebas bahagia ha-ha....
N: Genre kami happy together. Sejauh kami happy together, musik jenis apa pun bakal kami hajar dan harus enak didengar. Asyiknya, di grup kami, ego masing-masing bukan lagi menjadi kendala. Asli loh. Prinsipnya happy, kalau enggak happy together lagi ya bubar aja.
B: Infinite. Justru lain-lainnya background, jadi meriah.
A: Intinya semua harus bahagia dong. Perbedaan itu justru bagus, kita selalu berantem kok kalau buat lagu, cuma pasti kan ada solusi. Nah, semua lagu di dalam album TDC adalah sesuatu yang sepakat dan mufakat. Caranya? Masing-masing band punya masalah dan penanganannya sendiri. Enjoy.
Pengalaman menarik apa yang Ariyo, Baim, Pongki, serta Nugie rasakan selama bergabung menjadi The Dance Company? (Fairuz Fajrianti Nur, Surakarta)
P: Manggung pertama kali dan ketika 5 menit sebelum naik panggung, baru nyadar kalo Nugie lupa bawa stik drum! Dasar, mentalnya masih penyanyi, bukan drummer ha-ha....
N: Waduh pengalaman kami yang asyik apa ya? Pokoknya selama kita nge-band sebenarnya kami itu benar-benar enggak nyangka bakal serius jadi band beneran. Itu aja udah nyeleneh menurutku. Kadang-kadang saking klopnya, beli kostum aja walaupun enggak janjian, eh pas lagi siap-siap di belakang panggung, lhaaaa kok bisa sama atau senada. Ini sering banget kejadian.
B: Pakai baju yang enggak kepikiran....
A: Manggung pertama langsung di panggung hebat di Senayan. Pas nyanyi pada lupa part-nya masing-masing dan kebalik-balik semua dan lupa lirik alias blank dan bla-bla-bla....
Desember 2013 nanti berarti TDC akan genap berusia enam tahun. Usia yang cukup lumayan buat sebuah band, di tengah munculnya band-band baru di Tanah Air. Selama enam tahun ada enggak sih konflik antarpersonel atau semuanya baik-baik saja? (Saam Fredy, Salatiga)
P: Konflik pasti ada. Tetapi, karena kami sudah melalui banyak hal dengan band sebelumnya, plus kita berjanji untuk saling menjaga, ya lewat-lewat aja tuh masalah.
N: Asli, surprise. Silang pendapat sering banget, ngotot-ngototan sering banget, tapi lebih sering lagi ketawa bareng. Karena kita benar-benar berprinsip, kalau salah satu enggak happy, ya wis jangan dijalanin, gitu aja. Kita beberapa kali kok punya keputusan nolak job kalau enggak semua happy. Jadi all for one, one for all gitu deh.
B: Alhamdulillah bisa sepanjang ini umurnya. Semua masih baik-baik saja.
A: Kalau baik-baik saja juga agak monoton ya. Bukannya kami mau ada masalah, tapi kalau memang harus terjadi secara alami ya biarlah terjadi. Nikmati saja. Semua band punya rezeki, nasib, dan takdirnya masing-masing, yang penting happy together.