Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Dance Company: Genre Kami "Bahagia Bersama"

Kompas.com - 01/10/2013, 13:11 WIB

Apa makna di balik nama The Dance Company? Apa korelasinya dengan genre musik yang kalian usung? Apakah nanti berencana untuk nge-dance? (Mohammad Ra’uf, Kabupaten Jember)

P: Waktu itu kami mencari nama untuk format boyband. Nah, kami mencari nama seperti N’sync, Backstreetboys, Boys II Men, Boyzone, yang mirip-mirip itulah. Saat di Bali, kebetulan kami sedang melewati sebuah sanggar tari, ada tulisan The Dance Company, kok rasanya pas. Sudah coba cari nama lain, tapi kok enggak ada yang sekeren ini ha-ha....

N: Urusan nama band ini bahwa ternyata hal yang salah terkadang jadi jawaban dari pemecahan masalah. Nama itu emang tadinya kami pilih secara random dari apa yang diusulkan Pongki waktu lihat plang sanggar tari. Karena kami dulu maunya bikin boyband, iseng-iseng aja terus bubar, eh pas lagunya jadi ternyata enggak cocok kalau dinyanyikan secara boyband. Jadinya kami nge-band, tapi namanya udah keburu akrab ya wis dilanjut aja. Cocok atau enggak yang penting happy. Kami juga udah mencoba nge-dance kok di video klip "Modal Cinta". Bisa dicek gimana nge-dance kita.

B: Enggak ada makna, kayaknya keren aja, enggak ada korelasinya. Kami nge-dance ada di video klip "Modal Cinta", coba browse ya.

A: Dulu pernah kami gonta-ganti nama, tapi yang ada malah mengada-ada.

Lagu "Papa Rock n Roll" sukses sebagai gebrakan awal TDC, apa ada cerita khusus tentang lagu ini? (Lydia Mochtarinda, Tebet, Jakarta)

P/N: Lagu "Papa" itu juga lagu iseng-iseng yang kita dapat waktu di Bali tahun 2007 untuk UNFCC. Kebetulan, saya bertanggung jawab atas terkumpulnya kita di sana. Nah, pas lagi di backstage, ya namanya anak band pasti genjrengan gitar deh, asal-asalan saja sambil senandung, ternyata direkam dan pas didengar lagi ternyata seru, ya udah dilanjutin deh. Eh, ternyata gejressss jadi hits ha-ha....

B: Itu lagu seperti semacam jeritan hati buat semua para ayah, multiple genre.

A: Jika kamu lagi dilanda kesedihan, maka menarilah, pasti mendingan. Mendingan enggak nari maksudnya. Ha-ha.... Lagu itu sebuah niat yang tulus

Alasan Anda membentuk band ini? Padahal kalian ada yang sudah mempunyai band sendiri? (Candra Sri Hartanto, Jakarta Barat)

P: The Dance Company dibentuk dari kebosanan kami terhadap satu genre tertentu yang saat itu di tahun 2007 mulai mendominasi musik Indonesia. Tidak ada yang salah dengan genre itu, yang kita sesalkan adalah hampir semua media menampilkan musik yang itu-itu saja. Membosankan.

Nah, kami saat itu ingin "merusak" semua itu, pengin tampil beda, tetapi tetap menghibur. Sekalian juga memberi "pelajaran" buat media supaya tidak melulu terjebak dengan tren, tapi juga berani mendobrak. Betapa sok tahu kami ha-ha....

N: Iya ya kenapa ya? Jadi, sebenarnya kita udah saling temenan dari dulu, di luar dari profesi sebagai musisi. Nah kemudian kok ya pas kami semua ketemuan di momen di saat kita lagi "hang" muncul aja ide kita bergabung. Padahal kami belum tahu waktu itu mau ngapain, dan ternyata jadilah band main-mainan ini. Kami band asal-asalan, tapi berkualitas.

B: Iseng sebenarnya, plus tambahan GNP (gross national product).

A: Saya senang bekerja sama dengan orang-orang yang peduli dengan musik Indonesia, yang tidak banyak omong, tapi action-nya ada. (sie)

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau