Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungu: Pembajakan Itu Seperti Angin

Kompas.com - 11/02/2014, 11:54 WIB

Pemusik kerjanya, ya, main musik. Strateginya, menciptakan yang terbaik yang kami bisa. Kerja sama dengan manajemen dan label juga penting.

Selain itu, kami berusaha menempatkan karya-karya baru di industri musik supaya tetap menarik pendengar musik Indonesia. Di luar itu, yang ada, ya, hanya berandai-andai. Kemampuan kami cuma main musik, bikin lagu, bikin show yang bagus, dan berharap yang dikerjakan relevan dengan kemampuan kami.

Kapan saat titik terendah Ungu dan bagaimana kalian berusaha bangkit kembali?
(Irma Nurlita Dewi, Bogor)

Kami merasa titik terendah saat album kedua, Tempat Terindah. Kami sempat frustrasi, kok, enggak jadi-jadi, merasa belum diterima di industri musik. Saat itu, banyak hal yang memaksa kami berpikir jauh, bekerja keras, dan mencari jalan lebih baik dan bagaimana caranya musik kami diterima.

Alhamdulillah kami menciptakan hal yang cukup baik di album ketiga dan seterusnya.

Bagaimana para personel lain membagi waktu untuk memperhatikan keluarga? Apakah istri dan anak-anak pernah protes dan bagaimana menghadapinya?
(Sri Purwaningsih Romadhon, Yogyakarta)

Kebetulan, semua personel Ungu berkeluarga setelah membentuk band. Jadi, pasangan kami sudah paham bagaimana pekerjaan kami.

Biasanya, kami menyisihkan waktu yang enggak bisa diganggu gugat, misalnya kalau hari libur raya atau akhir tahun, kami mengosongkan pekerjaan, waktunya hanya untuk keluarga.

Apa strategi Ungu dalam berkarya di tengah maraknya pembajakan yang sudah umum terjadi di Indonesia?
(Ikram Gaharapurnama, Serpong, Tangerang Selatan)

Pembajakan itu sesuatu yang kayak angin, memenuhi udara di Indonesia. Sepertinya sudah enggak bisa dihilangkan. Kami enggak tahu bagaimana cara menghilangkan pembajakan. Di Indonesia, pembajakan lebih kuat dari apa pun, enggak ada yang bisa menghentikan. Kami harus belajar hidup bersama dengan pembajakan. Sebenarnya pembajakan bisa dihilangkan, tetapi mungkin harus berusaha lebih keras.

Pihak yang berkepentingan untuk meniadakan pembajakan seharusnya punya usaha lebih keras lagi. Kami yang di industri ini harus hidup dengan pembajakan itu dan kami terpaksa hidup dengan para pembajakan dan bajakan-bajakan itu. Kami tetap berkarya, manggung off air, menerima keadaan ini sambil mencari solusi pembajakan dihapus selamanya.

Apakah selama 17 tahun itu para anggota pernah berantem atau marahan dalam bertukar pikiran dengan sesama anggota band Ungu?
(Andri Pujosasongko, Malang)

Sering banget. Berantem merupakan salah satu proses menemukan solusi atau jalan terbaik untuk masalah sebelumnya. Satu hal yang kami punya, cara berkomunikasi, meski ada friksi di antara kami, bisa diselesaikan dengan mengobrol atau berdiskusi, menemukan satu solusi.

Sebenarnya apakah, sih, arti musik bagi para personel band Ungu?
(Mutiara Christine Damanik, Medan)

Oncy: Musik bisa dibilang hidup kedua gue karena semua kehidupan gue dimulai dari situ. Gue terjun ke musik, sampai bertemu dengan istri, punya karier, dan lain-lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com