Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stand Up Comedy Indonesia 4: Lucunya Dunia Politik

Kompas.com - 13/04/2014, 20:56 WIB

”Hei, bro mau ke mana?”

”Mau ke Jakarta.”

”Lho ini, kan, bukan angkot ke Jakarta.”

”Enggak apa-apa, yang penting, kan, ada poster Haji Muhidinnya.”

Sekali lagi keanehan dan keganjilan dalam perilaku politik ternyata bisa menjadi bahan humor yang kuat. Namun, jurus ini sebenarnya bukan jurus yang baru muncul dalam dunia lawak kita. ”Godfather” Srimulat, Teguh, sejak dulu menegaskan bahwa humor lahir dari sesuatu yang aneh. Dengan demikian, antara lucu dan aneh itu punya hubungan timbal balik. Lucu itu aneh dan aneh itu lucu (Herry Gendut Junarto, Teguh Srimulat, Berpacu dalam Komedi dan Melodi, 1990).

Buat Indro, generasi pelawak stand up sudah melangkah lebih jauh lagi. Ketika berkomentar sebagai juri SUCI pekan lalu, Indro beberapa kali menyatakan kekagumannya. Humor berbau politik sebagian komik tidak hanya ditujukan untuk memancing tawa, tetapi juga memperlihatkan sikap politik sang komik.

”Ini humor yang dahsyat dan masuk kategori humor level tertinggi,” katanya.

Salah satu humor dahsyat yang Indro maksud adalah humor yang dibawakan Dodit. Sambil membawa biola yang ia mainkan dengan cara dikocok seperti main gitar, Dodit mengajak penonton menyanyikan penggalan syair lagu kampanye pemilu yang sering diproduksi dan diputar Kompas TV. Datang dan memilih/ datang pilih coblos celup/ amati prosesnya/ untuk Indonesia satu//.

Di ujung lagu, Dodit dengan ekspresi serius berkata, ”Rakyat, golput bukan solusi. Anda harus....” Tanpa meneruskan kalimatnya ia memperlihatkan ujung jari kelingkingnya yang ternoda tinta. Penonton memersepsi bahwa noda tinta itu adalah tanda bahwa pemilik kelingking telah mencoblos.

Namun, sejurus kemudian persepsi itu dibuat buyar ketika Dodit membuka jari lain yang juga ternoda tinta. Ia kemudian berkata, ”(Anda harus) servis printer!”

Di pentas stand-up comedy, perilaku politik itu membuat orangterpingkal-pingkal. (Budi Suwarna)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau