"Tangga sudah kami vakumkan, itu sudah kami umumkan beberapa bulan lalu di social media. Mengejutkan banget sih memang, karena tiba-tiba banget, dan banyak orang yang terkejut, 'Wah kenapa?' Karena memang personel Tangga itu resign satu dan kayaknya memang masanya Tangga sudah sampai di sini, itu satu (alasannya)," tutur Tata ketika diwawancara oleh Kompas.com di Tebet Timur Dalam I, Jakarta Selatan, Kamis (18/9/2014).
Dengan Nera keluar, semangat Kamga, Tata, dan Chevrina tak menjadi redup.
"Dan, oke, gue, Kamga, dan Chev mau berkarier terus, tapi dengan musik yang lebih menggambarkan kami, dan itu beda jauh dengan Tangga," jelas Tata.
"Tadinya oke tetap pakai nama Tangga saja deh, Tangga keluar satu (personelnya) dan it's ok, bukan masalah. Tapi, kami justru enggak mau tanggung-tanggung lompatnya dan gue sudah enggak mau bawain lagu Tangga," lanjutnya.
Selain alasan itu, pada pertengahan 2014 mereka mengambil langkah berani keluar dari perusahaan rekaman yang selama ini menaungi Tangga.
"Sudah di-cut saja, kami mulai dari baru, mulai dari yang benar-benar keluar di 2014 ini, dan ya sudah kami pilih nama baru, Dekat," jelas Tata lagi.
"Memang banyak sekali yang kami cut, soalnya kalau terus-terusan kerja di lembaga yang sama kami enggak akan bisa begini, enggak akan bisa dapat kebesasannya. Jadi, kami nge-cutting banget, kami pisah sama label, kami pisah sama Nera, jadi banyak keputusan nekat untuk bikin Dekat ini," timpal Kamga.
Dalam formasi band, Kamga, Tata, dan Chevrina mengeksplorasi musik yang mereka suka selama ini. Menurut Tata, musik yang mereka pilih sangat jauh berbeda dengan pop-soul yang selama ini lekat dengan Tangga.
"Apa bedanya Tangga dengan Dekat? Enggak usah jauh-jauh, gue kasih lagunya Dekat, itu sudah beda jauh. Itu baru dua, kami punya lima lagu. Kalau misalnya mau didengerin lima-limanya itu beda banget, jauh sama Tangga kalau dari segi karya," ujar Tata.
"Kami pengin bermusik lebih bahagia dan lebih lepas. Kan orang bisa hidup bahagia kalau dia bisa lakukan apa yang dia inginkan," sambung Kamga.
Untuk musik Dekat, ketiga personelnya memasukkan pengaruh musik Barat zaman sekarang.
"Pada dasarnya kami masih mainin pop, cuma musiknya lebih modern, lebih ke musik zaman sekarang. Terutama musik barat ya, Inggris dan Amerika, influence kami dari Bastille, Ellie Goulding, Drake, Twenty One Pilots," papar Tata.
Dengan konsep tersebut, Kamga bersama kedua rekannya meracik lima lagu dalam album mini Dekat, yakni "Lahir Kembali", "Mana Dusta, Mana Nyata", "Istimewa", "Kembali Bekerja", dan "Bila Aku". Dalam rekaman album itu, mereka dibantu oleh tiga pemusik lain.
"Kami dibantuin sama teman kami, Uga (Anugerah Swastadi) dan Marcell (Marcellino Nugraha) untuk musiknya dan untuk vokal kami di-direct sama Uma (Sukma Raya Wibawati)," kata Tata.
"Kami punya gambaran, maunya musik kami seperti ini lho. Oke, kami dapat influence dari Bastille segala macam, coba deh bisa enggak lagu ini dijadiin kayak lagu kami, kami serahin ke merek,a dan kebetulan mereka ngerti apa mau kami. Pas kami dikasih musiknya, 'Kalian mau enggak musiknya seperti ini?' dan, wow, ini yang gue gambarin seperti ini, dan untuk EP yang pertama ini mereka ngerti. Catchy sih," tutur Chevrina.
Untuk single pertama dari album Lahir Kembali, Dekat mengedepankan "Lahir Kembali". Lagu yang kental dengan beat black music ini dipilih menjadi awal perkenalan mengenai musik yang dimainkan oleh Dekat sekaligus menjadi sebuah cara untuk mengungkap cerita di belakang vakumnya Tangga.
"Single pertama kami, 'Lahir Kembali', ini lagu terakhir yang dibuat. Karena Dekat mau start lebih fresh dan pastinya akan ditanya kenapa begini, akan ditanya apa perbedaannya, kenapa harus pisah, dan banyak kenapanya, jadi 'Lahir Kembali' ini bisa menjawab, karena kalau mau cermatin dan dengerin lagunya, semua sudah ada jawabannya di sini," terang Chevrina.
"Orang bilang (lirik lagu) album ini marah-marah banget, tapi memang kami bikin album ini dalam keadaan marah. Itu kami buat supaya orang ketika dengar lagunya itu kenal siapa kami, tahu pemikiran kami, kejadian di belakang kami, walau pun orang harus cari tahu siapa dia, kami biarkan orang nebak-nebak," kata Kamga.
"Gue sih bersyukur Lahir Kembali keluar (dirilis). Itu musik kami yang sebenarnya, kami sama-sama enggak nyaman. Itu musik terlalu keras banget, tapi ini cerita kami, karena kalau diceritain tanpa lagu itu justru makin enggak nyaman, kayak nunjuk orang salahnya apa, dan ini lebih baik bersembunyi di balik lagu," sambung Kamga.
Selain itu, proyek album mini itu dianggap menjadi titik di mana Kamga, Tata, dan Chevrina jadi lebih saling mengenal satu sama lain ketika proses mencipta lagu.
"Ternyata gue begini, kalian begitu, jadi tahu arah kami mau ke mana buat next EP. Seperti baru mengenal diri sendiri dan mengenal satu sama lain," kata Chevrina.
"Misalnya, Gue enggak memaksakan Tata untuk menyanyi lagi di sini, karena Tata kan rapper. Bagus dia bisa nyanyi, tapi itu enggak perlu di Dekat," timpal Kamga.