Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Slank untuk Bunga-bunga Semerbak

Kompas.com - 09/11/2014, 17:05 WIB

Elli (35), staf di Kedutaan Besar Amerika Serikat yang malam itu menjadi salah satu penonton, mengatakan, senang konser Slank digelar di Ritz-Carlton karena bisa menikmati lagu-lagu Slank dengan nyaman.

”Kalau di stadion atau lapangan rasanya ngeri. Takut sama penonton lainnya. Takut rusuh juga,” kata Elli yang hadir pula saat Slank mengelar konser I Slank U.

Dia menyeringai senang karena lagu ”Terlalu Manis”, ”Maafkan”, dan ”Terbunuh Sepi” dibawakan oleh Slank di panggung.

”Saya penggemar Slank formasi pertama waktu ada Indra dan Pay. Sekarang masih suka, cuma enggak ngikutin lagu-lagunya yang baru,” kata Elli.

Pasangan istri-suami Juju dan Widar juga senang konser Slank diadakan di Ritz-Carlton.

”Di sini tempatnya nyaman, dingin, kamar mandi dan tempat parkir dekat. Enggak susah kayak di lapangan,” ujar Widar, pria berusia 33 tahun itu.

Juju (31), yang saat SMA kerap menonton konser Slank di kafe seperti Hard Rock dan Poster, langsung berbinar ketika lagu ”Kirim Aku Bunga”, ”Balikin”, dan ”Kamu Harus Pulang” dinyanyikan Slank.

Kaka berulang kali turun dari panggung dan menyanyi bersama penonton. Bimbim beranjak dari belakang drum, memainkan gitar akustik, dan mengajak seluruh penonton menyanyi bersama. Gitaris Abdee Negara juga tak mau kalah. Ia memainkan gitar lalu menyalami tangan-tangan wangi yang menggapai-gapai kepadanya.

Slanker bendera
Slank mempunyai massa dari berbagai kalangan. Slank mencatat, ada penggemar yang menyukai Slank dari lagu-lagunya. Ada yang menggemari Slank bukan hanya dari lagu, melainkan juga gaya hidup mereka.

”Ada pula yang menyukai musik, gaya hidup, dan pemikiran-pemikiran Slank. Mereka mengidentifikasi diri sebagai Slankers,” kata Abdee Negara.

Saat konser di lapangan terbuka, mereka berada di barisan paling depan lengkap dengan bendera-bendera, segala atribut, dan panji-panji ”kebesaran” Slank yang mereka bikin sendiri.

”Ada yang menyebut mereka Slanker bendera,” kata Abdee.

Saat konser di ruang tertutup, termasuk konser di Ritz-Carlton, menurut Abdee, kebanyakan adalah mereka yang menyukai dan mengenal benar lagu-lagu Slank.

Yang jelas, baik di lapangan maupun di gedung ber-AC, nyatanya lagu-lagu Slank disambut riuh massa.

”Itu membuktikan musik Slank menembus batas sosial ekonomi dan batas status sosial,” kata Abdee. (XAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau