Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidi Saleh Mencari Keseimbangan

Kompas.com - 19/12/2014, 20:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Hidup adalah soal keseimbangan dan Sidi Saleh (35) mencari keseimbangan hidupnya melalui film. Soal dana, ia tidak mau berkeluh kesah. Dengan dana seadanya, ia mampu menghasilkan Maryam, film pendek yang akhirnya menang di ajang bergengsi Venice International Film Festival 2014.

"Waktu membuat Maryam, saya dan teman tidak terlalu memikirkan soal duit. Kami menyiasati banyak hal agar bisa syuting gratis," kata Sidi di sela-sela acara XXI Short Films Festival, Kamis (18/12/2014).

Ia menggarap film ini bersama Amalia Trisnasari, teman kampusnya dulu di Institut Kesenian Jakarta. Sidi sebagai sutradara dan Amalia bertugas mencari pasar.

Maryam adalah pekerja rumah tangga yang bertugas merawat majikan dengan gangguan mental. Keduanya berbeda agama. Ketika sang majikan pergi ke gereja, Maryam menyiasati jilbab yang ia kenakan menjadi berbentuk kerudung seperti yang dipakai para suster pastoran.

Sidi mengatakan, pluralisme menjadi salah satu persoalan yang menggelayuti pikirannya. Oleh karena itu, ia mencoba menyalurkan kegelisahannya itu melalui Maryam.

"Saya tidak mau mematikan kreativitas hanya karena masalah dana," ungkap Sidi.

Lulusan Fakultas Film dan Televisi ini mulai menapaki produksi film pendek. Selama ini, ia lebih banyak menggarap film-film komersial, seperti D’Bijis (2007), Babi Buta yang Ingin Terbang (2008), dan Kebun Binatang (2012). Dari situ, sebagai sinematografer, ia bisa mendapatkan uang.

Ia juga menggarap film-film pendek demi menyalurkan idealismenya sendiri. Apa yang menjadi keresahan Sidi diwujudkan dalam film pendek. Maka, lahirlah karya-karya film pendek, seperti Maryam, Belkibolang (2011), Please Me Love (2012), Kejadian (2003), dan Trip to the Wound (2008).

"Film pendek di Indonesia memang belum bisa mendatangkan keuntungan materi, tetapi saya merasa hidup saya menjadi lebih lengkap," tutur Sidi.

Tahun depan, ia berencana membuat film cerita panjang berlatar belakang tentang Aceh. Ia masih merahasiakan kisah di film tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau