Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rinto Harahap: Sedih Itu Bukan Cengeng

Kompas.com - 10/02/2015, 20:43 WIB

Catatan Kaki Jodhi Yudono

Senin, 9 Februari 2015, pemusik, pencipta lagu, dan penyanyi Rinto Harahap meninggal di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, pukul 22.15 waktu setempat.

Kepergian Rinto membawa serta rupa-rupa cerita yang pernah ditorehkannya sebagai seorang musisi, pencipta lagu, dan sekaligus penyanyi. Ya, Rinto adalah jenis seniman yang unik. Dia seniman sekaligus pengusaha yang pandai membaca arah angin. Lihatlah, saat musim boy band mulai terbenam, Rinto pun memilih berpisah dari band Mercy's dan memilih bersolo karier.

Hingga kemudian nama Rinto menjadi demikian berjaya sebagai pencipta lagu pada tahun 80-an. Pada kurun waktu itu, telinga bangsa ini rasanya tak bisa menghindar dari rengekan soal cinta dan patah hati oleh beberapa penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu karya Rinto Harahap. Ada Iis Sugianto yang menyanyikan "Jangan Sakiti Hatinya ", Betharia Sonata menyanyikan "Kau Tercipta Untukku", Nia Daniati yang merintih lewat "Gelas-gelas Kaca", dan beberapa lainnya yang merintih berurai air mata.

Untuk tuduhan "cengeng" ini, Rinto ternyata keberatan.

"Lagu cengeng itu konotasinya enggak bagus, yang kalau kita dengar seperti dilecehkan. Itu yang membuat saya menentang," ujar Rinto dalam jumpa pers peluncuran album The Masterpiece of Rinto Harahap with Tohpati di Jakarta, Rabu (3/11/2010).

Menurut Rinto, lagunya bukanlah cengeng, melainkan lebih berkesan sedih.

"Kesan air mata itu yang bagus daripada cengeng. Kalau air mata itu ada sebabnya keluar. Kalau saya lebih condong ke sedih dan air mata," tandas Rinto.

Para pengamat kala itu pun menyebut lagu-lagu karya Rinto sebagai lagu kacangan yang tak perlu menguras energi tinggi untuk membuatnya, karena hanya menggunakan musik tiga jurus (tiga kord), dan tema yang itu-itu saja. Gampang dicerna dan disukai oleh masyarakat yang ramai-ramai membeli karya Rinto bak kacang goreng.

Pengamat boleh saja memandang sinis karya-karya Rinto, tapi sebagai seorang seniman, Rinto juga berhak untuk cerdas bersiasat agar hidupnya sebagai seniman bisa sejahtera. Maka, sejak akhir tahun 70-an itulah, Rinto melepaskan diri dari kelompok musik Mercy's yang telah membesarkan namanya sebagai pemain bas.

Setelah berkiprah dengan The Mercy's, Rinto dan adiknya, Erwin Harahap, mendirikan sebuah perusahaan rekaman yang diberi nama Lollypop. Nyaris semua lagu ciptaannya diterima oleh masyarakat, sekaligus mengangkat nama penyanyi yang mendendangkan karya-karyanya. Banyak artis yang berhasil diorbitkannya, seperti Eddy Silitonga yang melejit berkat lagu "Biar Sendiri", Rita Butar Butar lewat lagu "Seandainya Aku Punya Sayap", Broery Pesulima lewat lagu "Aku Begini Engkau Begitu", Christine Panjaitan "Sudah Kubilang", Iis Sugianto "Jangan Sakiti Hatinya", Nur Afni Octafia "Bila Kau Seorang Diri", Diana Nasution "Benci Tapi Rindu", dan lain-lain.

Saat itu, Rinto adalah jaminan larisnya sebuah album dan bakal tenarnya seorang penyanyi apabila membawakan karyanya. TVRI yang mengudara sendirian tiap harinya nyaris tak pernah absen menghadirkan penyanyi-penyanyi yang menyanyikan lagu karya Rinto. Pun demikian dengan radio, juga tak pernah sepi dari rengekan lagu-lagu Rinto. Pendek kata, tak ada hari tanpa lagu Rinto. Ibarat kata, udara kita dikuasai oleh kesedihan dan ratapan Nia Daniati yang pecah gelasnya, atau kepedihan Betharia yang minta dipulangkan ke rumah orangtuanya, dan juga kesedihan Iis Sugianto yang minta pasangannya mengingat kembali hari-hari manis yang pernah dilalui bersama pasangannya yang telah memutuskan cintanya.

Menjelang tahun 90an, karya-karya Rinto mulai surut. Sebab, di era tersebut karya-karya seniman asal Medan ini juga beroleh pukulan berat dari Iwan Fals, Ebiet G Ade, Fariz RM, Ikang Fawzi, Kla, dan beberapa nama lainnya.

Terdengar kabar, Rinto merapat ke keluarga Cendana, khususnya ke putri sulung Presiden Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut. Rinto pernah mendapat kepercayaan untuk mengisi jabatan Direktur Utama PT STAR (Sira Tama Agra Raya), salah satu anak perusahaan yang didirikan Tutut.

Rinto selalu berada di dekat Tutut setiap istri Rukmana itu membuat acara. Misalnya, saat Tutut membuat proyek Kirab Remaja Nasional (KRN) tahun 1990, 1993, dan 1996. Kala itu Rinto sempat membuat Mars KRN.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau