Cerita film itu dibuat berdasarkan kisah nyata tentang Engeline, yang jenazahnya ditemukan terkubur di halaman belakang tempat tinggalnya di Denpasar, Bali, pada 10 Juni 2015. Untuk film tersebut, Engeline diganti menjadi Angeline.
Bagaimana Roweina mendalami karakter Margriet?
"Rambut dipotong, terutama untuk peran," ucapnya usai konferensi pers film Untuk Angeline di Pondok Indah Mall 1, Jakarta Selatan, Kamis (7/1/2015).
"Dan, harus ada perubahan di 2016, ya makanya saya potong pendek," tambahnya.
Selain itu, selama beberapa minggu sebelum shooting dimulai pada Kamis (7/1/2016), ia menghayati karakter tersebut dengan mempelajari skenario. Di samping itu, karena ia memang seorang ibu, tak sulit baginya mendalami karakter tersebut.
"Ada reading dua minggu. Saya juga seorang ibu," ujarnya.
Namun, ada perasaan tak enak ambil bagian dalam film itu, karena kisah nyata tentang Engeline tragis.
"Senang bisa main filmnya, tapi dalam hati rasanya juga enggak enak. Kasusnya kan mengiris hati," sambungnya.
"Saya berharap film Untuk Angeline ini bisa kita ambil hikmahnya," tambahnya.
Shooting film Untuk Angeline dimulai Kamis (7/1/2016).
Dijadwalkan, shooting akan dilakukan selama 25 hari. Shooting 90 persen isi film itu dilakukan di Bali dan lainnya di Jakarta.
Dijadwalkan pula, film tersebut akan dirilis awal April tahun ini.
Film yang disutradarai oleh Djito Banyu itu akan menghadirkan artis-artis peran Kinaryosih (sebagai Midah, ibu kandung Engeline), Teuku Rifnu Wikana (Santo, ayah kandung Engeline) dan Naomi Ivo (Angeline).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.