Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duran Duran Menolak Senja Kala dengan "Paper Gods"

Kompas.com - 24/01/2016, 15:05 WIB
Duran Duran, grup musik yang menjadi salah satu pelopor aliran new wave pada era tahun 1980-an, sepertinya perlu bermutasi agar tidak binasa. Band asal Inggris ini tahu benar bahwa mereka perlu berdamai dengan zaman.

Setelah ajang reuni lima personel awal: Simon Lebon, trio Taylor yang bukan kakak-adik (John, Andy, dan Roger), dan Nick Rhodes pada awal tahun 2000-an, mereka hanya
memproduksi album-album yang seolah menjadi nostalgia masa keemasan mereka.

Duran Duran berusaha untuk memanjakan para generasi setengah baya yang tidak bisa move on dari lagu-lagu macam "New Religion", "Union of the Snake", atau lagu wajib mereka, "A View to A Kill".

Bahkan, di album terakhir mereka, All You Need Is Now (2010), ada lagu "Leave A Light On" yang secara kasat indera pendengaran menjadi reinkarnasi lagu balada sepanjang masa mereka, "Save A Prayer".

Mencoba masa kini
Duran Duran mungkin saja bukan tipe band-band angkatan lama  yang kembali reuni. Band lama biasanya sekadar meraih untung dengan penjualan tiket konser dengan sasaran generasi mapan berduit yang pada masa remaja mendengarkan musik mereka lewat pemutar kaset atau radio.

Sebagai seniman, mereka punya visi untuk menatap masa depan dan bukan tenggelam ditelan zaman. Mereka selalu punya Nick Rhodes, yang dari pertama menjadi semacam dirigen yang merancang irama musik Duran Duran.

Suara-suara yang keluar dari kibornya menjadi penanda perubahan bab dalam perjalanan musik Duran Duran.

Kali ini yang dilakukan Duran Duran sungguh berbeda. Alih-alih meneruskan mood musik yang sudah mereka bangun selama tiga dekade, mereka kini memulai langkah yang baru.

Melalui suara-suara modern, Duran Duran merilis album Paper Gods pada September 2015.

Para pencinta Duran Duran mungkin akan terkejut mendengarkan musik yang tersaji di album ini. Hampir tidak terdengar karakter musik mereka terdahulu.

Sejak reuni, mereka membuat musik yang mudah diterima kuping. Di Paper Gods, Duran Duran mengubah karakter musik mereka menjadi musik masa kini dengan "beat-beat" yang membuat kita mengangguk-angguk atau menjejak-jejakkan kaki di lantai.

Hampir semua lagu di album Paper Gods didominasi bunyi-bunyian yang diolah komputer, mulai dari dentuman bas drum hingga suara "futuristik" yang sering dipakai dalam film fiksi ilmiah.

Meski demikian, peran tiap-tiap personel masih cukup kuat. Suara Simon Le Bon yang kini 57 tahun tidak banyak berubah meski tidak banyak melantunkan nada tinggi karena faktor usia.

Pesona ketampanan John Taylor (55) yang tidak luntur oleh usia masih diimbangi dengan permainan yang simpel tetapi menyatu dalam musik.

Roger Taylor tetap menjaga ritme musik dengan ketukan-ketukan drumnya meski terkadang kalah dengan dentuman-dentuman suara beat dari komputer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com