Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waldjinah: Jangan Takut Jadi Penyanyi Keroncong

Kompas.com - 27/01/2016, 18:50 WIB
Kontributor Surakarta, Michael Hangga Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com -- Pada usianya yang sudah 70 tahun, vokalis keroncong legendaris Waldijnah berpesan kepada kaum muda untuk tidak takut menjadi penyanyi keroncong.

Hal itu diungkapkan oleh Waldjinah ketika mengetahui ia akan mendapat penghormatan dari pihak Kompas TV dalam pergelaran Suara Indonesia sebagai salah seorang warga Indonesia yang telah membuka jalan dalam menggemakan nama Indonesia.

Suara Indonesia akan diadakan pada Kamis (28/1/2016) di Jakarta Convention Center.

"Saya tidak pernah sekilas pun berpikir akan mendapat begitu banyak penghargaan di saat tua. Saya hanya mikir bernyanyi keroncong dan berkarya di keroncong," ucap Waldjinah ketika diwawancara oleh Kompas.com di rumahnya di Kampung Mangkuyudan, Laweyan, Solo, Jawa Tengah, pada Selasa (26/1/2016).

"Semoga penghargaan yang diterima akan memberikan inspirasi bagi generasi muda, terutama akan muncul penyanyi keroncong," sambungnya.

"Jangan takut menjadi penyanyi keroncong, saya bisa sering ke luar negeri gara-gara keroncong," ucapnya lagi.
Waldjinah, yang lahir di Solo pada 7 November 1945, juga mengaku ingin terus menyambut kemunculan para penyanyi keroncong penerusnya.

Ia berkisah bahwa ia antara lain pernah membuka semacam kursus menyanyi keroncong di rumahnya untuk menemukan mereka.

"Latihan di rumah, menyanyi keroncong, terbuka untuk semua umur, itu sekitar 2007 sampai 2011. Ya, kaya pencarian bakat lah," ceritanya.

Latihan itu, lanjut pelantun "Walang Kekek" dan Jangkrik Genggong" ini, diadakan setidaknya seminggu sekali. Ada 14 orang yang bergabung. Mereka murid-murid TK, SD, dan SMA.

"Lumayan banyak yang ikut. Tapi, setelah saya sakit dan memutuskan untuk pensiun, karena kondisi tubuh tidak sekuat dulu, ya sudah, kegiatan itu juga mandeg," tuturnya.

Dalam latihan tersebut, murid-murid itu harus menyanyikan "Bengawan Solo" ciptaan Gesang.

"Lagu wajibnya, anak-anak nyanyi 'Bengawan Solo', karena ini yang paling mudah, cengkok dan nadanya tidak begitu sulit," kisah peraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2015 untuk kategori penyanyi solo/duo/grup keroncong terbaik ini.

"Setelah itu meningkat ke lagu dengan tingkat kesulitan banyak," sambungnya lalu melantunkan sepotong lagu "Bengawan Solo".

Diberitakan sebelumnya, pada 2012 Waldjinah menderita infeksi usus dan stroke ringan. Diberitakan pula, setelahnya ia menderita gangguan pada lambung dan usus.

Akibat kondisi kesehatannya tersebut, ia harus menjalani perawatan.

Kira-kira dua tahun lalu, ia memutuskan untuk beristirahat penuh dari kegiatan bernyanyi.

"Kondisi Ibu memang tidak bisa dipaksakan dan harus 'pensiun', meski jiwa dan komitmen beliau masih di keroncong," kata Arie Mulyono, komposer keroncong yang juga putra Waldjinah, dalam kesempatan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau