Tak heran, dia pun mengaku sempat deg-degan.
"Tokyo Marathon adalah pengalaman maraton pertama saya. Sebelum lari, saya sudah merasa sangat grogi," ujarnya saat ditemui di Tokyo, Jepang, akhir pekan lalu.
Sebelumnya, Alya, yang sudah berkali-kali mengikuti kompetisi lari, selalu menolak ajakan temannya untuk ikut lomba lari maraton.
Khusus tahun 2016 ini, dia pun iseng mendaftar menjadi peserta di ajang Tokyo Marathon.
Ketika kemudian namanya masuk dalam undian, terpilih menjadi peserta, dia pun menyadari bahwa kali ini dia memang sudah "ditakdirkan" untuk mulai mencoba ajang lari maraton.
Selain pengalaman pertama menempuh jarak 42,195 kilometer, Alya mengatakan, ini juga pengalaman pertamanya berlari di tengah kondisi cuaca dingin.
Namun, setelah mencoba dua kali lari, dia merasa hal itu tidak terlalu masalah.
"Pada akhirnya setelah berlari dan mencurahkan semua energi, di tengah cuaca dingin sekalipun, badan akan tetap keringatan juga," ujarnya.
Alya sudah menggeluti olahraga lari sejak tahun 2002. Dia menyenangi olahraga ini karena saat berlari, dia merasa menemukan kebebasan dan merasa segar.
"Lari adalah refreshing bagi saya," ujarnya. (EGI)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.