Nuansa melankolis yang mendalam yang dia rasakan saat memainkan terompet tidak dia peroleh dari alat musik lain.
Terompet akhirnya menjelma menjadi dunia bagi Botti selama lebih dari 40 tahun. Inilah pusat hidupnya, petualangan tak berkesudahan bagi jiwa dan raganya.
Ditemui di sela-sela padatnya jadwal dalam rangkaian Java Jazz Festival 2016, Minggu (6/3) sore, Botti tampak santai dalam balutan kemeja dan celana panjang hitam. Rambutnya pirang, kontras dengan busana yang dia kenakan.
"Sungguh kehormatan bagi saya untuk tampil dua tahun berturut-turut di Java Jazz Festival. Ini salah satu festival jazz terbaik di dunia. Lihat saja deretan penampilnya," tutur Botti mengawali perbincangan.
Jakarta, bagi Botti, adalah kota yang menarik kendati dia tidak bisa menikmatinya dalam suasana yang lebih rileks.
Sejak tiba di Jakarta, dia supersibuk.
"Jadi, kami hanya bisa menikmati hotel yang nyaman dan indah ini. Selebihnya, kami menikmati (Jakarta) dalam kemacetan," ujarnya sambil tertawa.
Sama seperti tahun lalu, Botti kembali lagi tahun ini ke Jakarta bersama kelompok bandnya. Hanya kali ini menunya lebih spesial karena dia menggandeng Sting, musisi kenamaan dengan banyak penggemar di Tanah Air.
Botti sangat terkesan dengan antusiasme penonton. Bagi dia, tampil di atas panggung memiliki misi tersendiri, yakni membuat penonton merasa tidak akan melihat penampilan semacam itu di tempat lain. Dengan kata lain, unik dan istimewa.
Menurut Botti, ada perbedaan mencolok antara dia dan musisi lain.
"Banyak musisi memiliki lagu hit. Saat mereka tampil, penonton tahu lagu itu. Tetapi, cara saya berhubungan dengan audiens tidak berdasarkan hal semacam itu. (Penampilan) saya dasarnya bunyi, pengenalan penonton atas bunyi itu, dan para musisi yang ada bersama saya," katanya.
Pria kelahiran Portland, Oregon, Amerika Serikat, ini tampaknya ditakdirkan menjadi musisi.
Ibunda Botti seorang pianis konser dan guru piano. Sang ibulah yang mendorong Botti menekuni dunia musik.
Spektrum emosi
Alat musik pertama yang dia mainkan adalah terompet, saat berusia 9 tahun.