Mira dan Riri memotret kehidupan remaja yang apa adanya, wajar, serta mudah ditemui di sekitar kita.
"Wajar jika mereka jatuh cinta, suka dengar musik, bikin puisi, olahraga, yang semuanya teritori remaja. Yang paling menyenangkan adalah kita bisa melihat diri kita di setiap tokoh. Kita melihat Indonesia dengan segala keunikannya, persoalan setiap orang yang berbeda. Bahkan, banyak yang menganggap AADC? sebagai film politik di masa itu. Hal-hal itu yang membuat kami excited mengerjakan film," kata Riri.
Apa harapan penonton? Banyak penggemar film cinta yang tak sabar menunggu cerita asmara yang benar-benar asyik.
Salah satunya siswa SMAN 12 Jakarta, Nina Nursita Ramadhan.
"Lagi nunggu AADC 2, nih, penasaran gimana ceritanya, apakah happy ending atau enggak. Sayangnya, trailer filmnya hanya dua menit," ucapnya.
Nina yang sudah menonton AADC? berharap sekuelnya akan berakhir dengan bahagia.
"Yang bikin menarik justru kenapa sekuelnya lama sekali. Ceritanya juga asyik, kayak cerita kami kalau di sekolah. Duh, jangan sampai berakhir sedih, ya. Bikin kesel aja," ujar Nina.
Memang banyak orang penasaran dengan perjalanan kisah Cinta dan Rangga. Mira dan Riri hanya memberikan satu kalimat tentang film romantis mereka.
"Rumitnya sebuah pertemuan," kata Mira dan Riri.
Harap bersabar sampai pekan depan ya, 28 April, di 150 bioskop di seluruh Indonesia. (SIE/TRI)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 April 2016, di halaman 24 dengan judul "Rumitnya Sebuah Pertemuan".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.