JAKARTA, KOMPAS.com -- Dua film karya dua sineas Tanah Air, lolos seleksi dua program dalam Festival Film Cannes 2016 yang digelar pada 11-22 Mei 2016. Mereka adalah sutradara dan penulis skenario Mouly Surya dan sineas muda asal Yogyakarta Wregas Bhanuteja.
Film terbaru Mouly, Marlina The Murderer in Four Acts, menjadi salah satu dari 15 bakal proyek film dari seluruh dunia yang terpilih masuk dalam program L'Atelier Cinefondation Festival Film Cannes.
Program itu sendiri adalah sebuah project market untuk mencari mitra koproduksi, penjualan dan distribusi internasional.
"Setelah terseleksi dalam beberapa project market serupa di Asia, project market milik Cannes ini akan menjadi pertama kalinya saya mempresentasikan proyek saya di Eropa," tutur peraih Sutradara Terbaik FFI 2008 itu dalam konferensi pers Road to Cannes di auditorium Institut Francais Indonesia (IFI), Selasa (26/4/2016) sore.
Film yang nantinya dibintangi oleh artis peran Marsha Timothy tersebut memang masih dalam bentuk naskah dan baru akan diproduksi di Pulau Sumba pada Agustus hingga September 2016.
Film tersebut akan mengangkat kisah tentang seorang janda di Pulau Sumba yang memenggal kepala pimpinan perampok dan membawa lari kepalanya.
Proyek film ini sebelumnya juga berhasil masuk seleksi dan mendapat pendanaan dalam Asian Project Market (APM) di Busan International Film Festival 2015 dan Talents Tokyo 2015.
"Saya antusias untuk mengeksplorasi kemungkinan baru di L'Atelier untuk bekerja sama dengan produser-produser Eropa dan nantinya akan membuka peluang distribusi di Eropa," tutur Mouly.
Sedangkan, karya Wregas merupakan film pendek berjudul Prenjak: In The Year of Monkey terpilih masuk program kompetisi film independen La Semaine de la Critique Festival Film Cannes 2016.
"Prejak dibikin Februari lalu di Yogya. Cuma dua hari shooting dan seminggu editing. Kami upload ke website-nya dan sebulan kemudian dikabarin film ini masuk. Kebahagiaan buat kami bisa terpilih di situ. Itu impian saya sejak kuliah. Di usia 23 tahun saya diberi anugerah, saya bersyukur. Saya enggak pernah menduga di usia sekarang bisa berangkat ke Cannes," tutur Wregas.
Film berdurasi 12 menit tersebut berkisah tentang Diah, seorang wanita yang membutuhkan uang dalam waktu cepat. Dia kemudian menjual korek api dengan harga Rp 10.000 per batang kepada teman kerjanya, Jarwo.
Dengan korek api itu, Jarwo dapat melihat salah satu bagian tubuh Diah.
"Secara peraturan, kami harus world premier di Cannes. Selesai 22 Mei di sana. Jadi kemungkinan awal Juni baru diputar di Indonesia," ucap Wregas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.