Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Merestorasi Film "Tiga Dara"

Kompas.com - 04/08/2016, 10:57 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Film musikal yang dirilis pada tahun 1956, Tiga Dara, kini  dipulihkan atau direstorasi.

Bukan hal mudah menyelamatkan karya besutan sutradara Usmar Ismail yang terpendam selama puluhan tahun itu.

Langkah pertama yang dilakukan adalah pemulihan kondisi fisik seluloid atau gulungan negatif film tersebut.

Penanggung jawab restorasi fisik film Tiga Dara, Lintang Gitomartoyo, mengatakan bahwa setelah dicek, seluloid atau gulungan negatif film itu ternyata sudah mengalami vinegar syndrome atau "kanker" pada film.

Kasus ini umumnya terjadi di negara-negara tropis. Pada seluloid, terdapat kristal-kristal debu berbahaya dan jamur. Ini juga membuat gulungannya menyusut dan melar.

"Vinegar syndrome tidak bisa sembuh, makanya saya bilang kanker. Kalau sudah kena itu, pasti sudah gawat," kata Lintang dalam konferensi pers restorasi film Tiga Dara di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2016).

Karena belum ada obatnya, ia hanya bisa mencegah agar jamur-jamur yang ada tidak tumbuh lagi.

"Kami cuma bisa memperlambat pertumbuhan jamurnya aja. Tetapi, setelahnya, harus dirawat rutin, disimpan di tempat yang layak," ucapnya.

Selain kerusakan kimiawi itu, Lintang juga menemukan gulungan negatif yang robek, tergores, ada serangga menempel, bekas lem, seluloid yang keriting, dan tekukan.

"Yang paling susah itu, ada kerusakan di tengah gambar. Misalnya robek, saya harus pastiin gerigi bekas robek itu mesti pas betul sebelum bisa diselotip," ucapnya.

"Saya pakai sarung tangan, ada gunting, selotip, penjepit, ada cairan-cairan kimia, lem buat nyatuin dua bagian yang tidak kuat, namanya splice," kata Lintang.

Hal sulit lainnya, ada bagian pinggiran yang terdapat lubang pengait mesin proyektor yang hilang.

"Lubang itu penting sekali buat nyangkutin ke gigi mesin proyektor. Jadi, itu harus saya pasang baru. Nyelotip sepanjang itu, kalau tidak biasa bikin prakarya, ya stres juga. He-he-he," ujar Lintang.

Ia juga harus menambahkan seluloid kosong sepanjang 2 hingga 3 meter di setiap ujung gulungan.

Gunanya untuk membungkus dan melindungi bagian yang terdapat adegan film juga guna memberi jeda pada mesin pemindai.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau