Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bernyanyi Bersama Annie

Kompas.com - 07/08/2016, 16:02 WIB

Oleh: FRANSISCA ROMANA NINIK

KOMPAS - Gadis cilik berambut merah ini telah memikat hati banyak orang setelah pertama kali "hidup" tahun 1977 di panggung Broadway.

Annie, bocah yatim piatu berusia 11 tahun yang cerdas dan jenaka, membagikan harapan di tengah situasi hidup yang serba sulit. Sulit untuk tidak jatuh cinta pada kelincahannya, semangatnya, dan lantunan suaranya.

Komposisi berupa kompilasi cuplikan lagu-lagu dalam drama musikal Annie membuka pertunjukan perdana, Selasa (2/8), di gedung teater Ciputra Artpreneur, Jakarta.

Suara petir bergemuruh bersahut-sahutan seiring munculnya suasana ruang tidur panti asuhan yang kumuh dengan tujuh gadis kecil di dalamnya, termasuk Annie (diperankan Heidi Gray).

Molly kecil menangis, sementara anak-anak lain berebut, berteriak satu sama lain. Annie menyuruh mereka semua diam.

Molly meminta Annie memperlihatkan sepucuk surat yang ditemukan bersama dengan bocah itu saat ditinggal di Panti Asuhan Kota New York, 11 tahun lalu. Mimpinya untuk bertemu ayah dan ibu kandungnya masih tersimpan.

Dia lalu melantunkan sebuah lagu. "Maybe far away or maybe real nearby/He maybe pouring her coffee/She maybe straightening his tie."

Annie berulang kali berusaha minggat dari panti asuhan, tetapi berulang kali pula usahanya gagal. Setelah mengendap-endap, begitu pintu kamar dibuka, sosok Miss Hannigan (Lynn Andrews), pemilik panti asuhan, menjulang di hadapannya. Mereka pun dihukum menyikat lantai rumah pada pagi-pagi buta.

Gadis-gadis kecil mengomel dalam nyanyian. "It's a hard knock life for us!"

Begitulah. Menjadi anak yatim piatu di bawah asuhan Miss Hannigan yang pemarah, kejam, dan gemar mabuk membuat anak-anak itu sengsara.

Namun, melihat tingkah anak-anak itu dengan nyanyian dan tarian yang lincah, sesekali menirukan tingkah Miss Hannigan, mengundang tawa.

Suatu ketika Annie berhasil kabur dengan menyelinap di dalam karung cucian. Dia lalu bertemu dengan wajah masyarakat Amerika yang ketika itu terpuruk didera Depresi Besar. Gelandangan di sudut-sudut kota, makan sup sepanci bersama-sama, tidur berselimutkan koran.

Di sinilah Annie bertemu anjing liar, yang kemudian menjadi sahabatnya, Sandy. Di tengah dinginnya cuaca, hanya ada mereka berdua.

Nyanyian paling terkenal dalam drama musikal ini, "Tomorrow", mengalun menghangatkan suasana. "The sun will come out tomorrow/So you gotta hang on till tomorrow/Come what may/Tomorrow, tomorrow, I love ya/Tomorrow, you're always a day away".

Sampai akhirnya Annie berkesempatan tinggal selama dua pekan bersama miliuner Oliver Warbucks (Gilgamesh Taggett). Annie sangat senang. Dia belum pernah melihat kemewahan, juga dilayani dengan baik oleh para pelayan.

Bahkan, dia berkesempatan bertemu Presiden Amerika Serikat Franklin D Roosevelt bersama Warbucks. Di tengah keterpurukan pemerintahan, Annie membangkitkan optimisme Roosevelt melalui lagu "Tomorrow".

Warbucks berniat mengadopsi Annie. Mereka berhasil lolos dari upaya penipuan oleh Miss Hannigan serta adiknya, Rooster Hannigan, dan kekasihnya, Lily. Kegembiraan pun meluap saat Annie kembali bersatu dengan "ayahnya", Warbucks.

Versi asli

Drama musikal Annie diadaptasi dari komik strip berjudul Little Orphan Annie karya Harold Gray yang dimuat di New York Daily News tahun 1924.

Isinya memang menyampaikan kritik terhadap situasi AS pada waktu itu. Ini tergambar, di antaranya, lewat lagu "We'd Like to Thank You, Herbert Hoover" dan dialog dalam adegan Annie bertemu Roosevelt.

Penulis lagu dan sutradara Martin Charnin jatuh cinta pada Annie. Dia menggandeng komposer Charles Strouse dan penulis Thomas Meehan untuk "menghidupkan" Annie. Sejak tahun 1971, dia menggarap drama musikal Annie dan kemudian mementaskan pertama kali tahun 1977.

Pertunjukan yang digelar di Jakarta kali ini merupakan versi asli pertunjukan di Broadway tersebut. Produksi asli tahun 1977 ini telah dipentaskan sebanyak 2.377 kali, diterjemahkan ke dalam 28 bahasa, dibawa keliling dunia 37 kali, dan menyabet tujuh Tony Awards.

Selama sekitar 2,5 jam, penonton dihibur dengan aksi panggung para pemeran yang prima, terutama nyanyian dan tarian yang menjadi jiwa dari pertunjukan ini.

Di Jakarta, Annie akan dipentaskan sebanyak 16 kali pada 2-14 Agustus. Para pelakon, terutama anak-anak, mengundang decak kagum karena ketahanan mereka untuk berpentas sebanyak itu.

Inilah buah disiplin mereka selama berlatih hingga saat pementasan. "Bagian paling sulit adalah mengingat dialog saya. Kami banyak berlatih, sampai berjam-jam setiap hari. Kadang-kadang (latihan) membuat saya kewalahan, tetapi saya sangat senang dan terhormat memerankan Annie," tutur Gray.

Lagu-lagu yang terkenal dalam drama musikal ini, seperti "Maybe", "Tomorrow", "Easy Street", "You're Never Fully Dressed without a Smile", dan "I Don't Need Anything but You", memanjakan telinga penonton dalam vokal yang merdu.

Kostum dan tata panggung dibuat menyerupai suasana tahun 1930-an. Koreografi yang rancak, kadang mengalun, kadang penuh energi, melengkapi keindahan panggung.

Perubahan set demi set dalam setiap adegan berjalan mulus. Properti bergerak taktis dan sangat rapi. Para pemain pun turut meletakkan properti panggung sambil memainkan peran sehingga terlihat efektif.

Akting Heidi Gray patut dipuji. Dia seperti melebur dengan sosok Annie. Dia membawakan sendiri Annie versi dirinya yang ceria. Keceriaannya jelas tergambar dalam kelincahan gerak tubuhnya. Suaranya pun jernih saat melantunkan lagu-lagunya.

Tatkala dia muncul dengan dandanan baru yang khas, rok merah dan rambut keriting, seketika itu juga sosok bocah kecil itu semakin bersinar.

Tepuk tangan meriah juga diberikan penonton kepada pemeran Miss Hannigan. Dia membawa warna tersendiri di panggung kendati perannya antagonis.

Secara keseluruhan, drama musikal Annie adalah sebuah potret semangat dan harapan di tengah keterpurukan. Annie kecil yang hidup sengsara di panti asuhan bisa meloncat menuju kebahagiaan bersama ayah angkatnya.

Warga AS yang terjerembap dalam tekanan ekonomi bisa mulai bangkit bersama pemimpinnya. Tomorrow, tomorrow....

------------------

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Agustus 2016, di halaman 17 dengan judul "Bernyanyi Bersama Annie".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com