Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alice, Sang Penjelajah Keajaiban

Kompas.com - 07/08/2016, 18:11 WIB

Oleh: ARYO WISANGGENI G

KOMPAS - Sukses besar Alice in Wonderland membuat Walt Disney Pictures terpikat untuk menggarap sekuel film itu.

Kali ini, Disney "mendapuk" James Bobin menjadi sutradara "Alice Through the Looking Glass" dan berduet "sang veteran" penulis skenario Linda Woolverton yang piawai mengalirkan kisah petualangan terbaru Alice menjelajah keajaiban dan waktu.

Para penggemar kisah petualangan Alice Kingsleigh pastilah girang melihat adegan pembuka Alice Through the Looking Glass, yang langsung terhubung dengan adegan penutup Alice in Wonderland.

Alice dewasa (tetap diperankan Mia Wasikowska) telah menjadi kapten kapal The Wonder, dan tengah dikejar kapal para penyamun.

The Wonder tergiring menuju perairan dangkal berkarang tajam. Tentu saja Alice lolos dengan gagah, dan melayarkan The Wonder kembali ke London untuk bertemu rekanan bisnisnya, Lord Ascot.

Situasi London telah berubah selama tiga tahun pelayaran Alice. Sang kolega, Lord Ascot, telah tiada, dan seluruh kerajaan bisnisnya diwarisi oleh sang putra, Hamish Ascot (lagi-lagi diperankan Leo Bill dengan sangat menyebalkan). Sial tentunya, karena Hamish masih mendendam gara-gara Alice pernah menolak lamarannya.

Hamish ternyata telah membeli semua saham perusahaan patungan keluarga Kingsleigh dan Ascot, bahkan memaksa ibu Alice menggadaikan rumah keluarga Kingsleigh. Hamish hanya akan mengembalikan rumah keluarga Kingsleigh jika ditukar dengan kapal The Wonder.

Hamish tahu, The Wonder adalah hulu kebahagiaan dan gairah hidup Alice, dan ia ingin merampasnya. Alice yang putus asa kembali bertemu Absolem, sang kupu-kupu biru, yang lantas membawa Alice kembali ke Underland.

Di Underland, Alice menemukan Hatter Trant Hightopp alias Mad Hatter (Johnny Depp) yang ternyata tengah berduka. Mad Hatter menemukan topi pertama yang pernah dibuatnya, yang dulu pernah ia berikan kepada ayahnya, Zanik Hightopp, sehingga Mad Hatter meyakini keluarganya masih hidup.

Alice mencoba mengingatkan Mad Hatter, bahwa tidak mungkin keluarga Hightopp masih hidup, karena sanak-saudara Mad Hatter telah terbunuh dalam serangan monster Jabberwocky pada Hari Horunvendush.

"Kamu bukan Alice," bentak Mad Hatter. "Alice tidak pernah bilang 'tidak mungkin'," ujar Mad Hatter mengusir Alice.

Menjelajah waktu

Sedih melihat Mad Hatter sekarat, Alice membujuk Queen White (kembali diperankan oleh Anne Hathaway) memberi tahu cara menghidupkan kembali keluarga Hightopp. "Hanya ada satu cara, menjelajah waktu," bisik Si Ratu Putih.

Maka, di situlah seluruh ketegangan berporos- upaya menjelajah waktu demi menemukan kehidupan masa lalu keluarga Hightopp, agar Alice bisa memberi tahu naas mereka pada Hari Horunvendush.

Linda Woolverton kembali terbukti piawai menginterpretasi ulang kisah klasik Alice's Adventures in Wonderland yang buku aslinya ditulis Lewis Carroll itu. Alice Through the Looking Glass bahkan terasakan lebih menggugah dari film pendahulunya, karena kejutan-kejutan dalam alur kisahnya.

Aktor sekaligus komedian asal Inggris, Sacha Baron Cohen, jago memerankan karakter baru dalam film sekuel Alice itu, "Sang Waktu". Sang Waktu adalah karakter hibrida manusia bercampur jam, menjadi detak cerita Alice menyelamatkan Mad Hatter.

Woolverton juga menyertakan kisah asal-muasal sifat kejam dan jahat Red Queen (Helena Bonham Carter sungguh kuat membawakan lagi karakter Si Ratu Merah itu).

Underland dalam Alice Through the Looking Glass tidak lagi sesederhana dunia yang hitam-putih-dengan para tokoh yang serba melulu baik atau melulu jahat.

Penjelajahan waktu juga membuat Alice belajar banyak hal dan mengetahui hal-hal baru. Seperti di dunia nyata, di Underland pun tidak ada kekuatan yang mampu mengubah masa lalu. Alice belajar bahwa dia hanya bisa belajar dari masa lalu. Hukum alam itu tertutur tanpa kesan menggurui.

Namun, kekuatan Alice Through the Looking Glass tak hanya bertumpu kepada kekuatan cerita maupun para pelakonnya. Desainer kostum, Colleen Atwood, yang mengantar Alice in Wonderland meraih Oscar dan BAFTA untuk kategori kostum terbaik kembali menyuguhkan karya terbaiknya.

Film yang diproduseri Tim Burton (sutradara Alice in Wonderland) juga berwarna karena animasi yang menghidupkan karakter Bayard, Thackery, Cheshire Cat, Mallymkun, McTwisp, Wilkins, dan tentu saja Absolem si kupu-kupu ajaib.

Meski begitu, pendapatan Alice Through the Looking Glass ternyata tak semoncer Alice in Wonderland, yang menurut laman IMDb.com menangguk pendapatan 116.101.023 dollar AS dalam pekan pertama pemutarannya di Amerika Serikat pada 7 Maret 2010.

Sementara Alice Through the Looking Glass hanya meraih pendapatan 28.112.000 dollar AS dalam pekan pertama peluncurannya di AS pada 29 Mei lalu. Akankah petualangan Alice dan Sang Waktu berjaya?

-------

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Agustus 2016, di halaman 21 dengan judul "Alice, Sang Penjelajah Keajaiban".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau