Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Post-Cinema" Garin Nugroho

Kompas.com - 04/09/2016, 15:00 WIB

"Itulah yang menjadi lahan subur tumbuhnya mistik, seperti pesugihan," kata Garin.

Setio, seorang pemuda desa yang hidupnya terempas dan miskin, ingin melamar Asih, gadis ayu kelas bangsawan Jawa.

Lamaran Setio serta-merta ditolak ibu dan nenek Asih karena pemuda itu hidup melarat.

Setio mencari jalan pintas dan minta kekayaan lewat pesugihan kandang bubrah.

Imbalan dari kekayaan itu, Setio menjadi tumbal, di mana setiap saat ia harus memperbaiki rumahnya yang rusak.

Dalam mistik kandang bubrah dipercaya, jika pemilik rumah meninggal, ia akan menjadi pilar rumahnya sendiri.

Itu memang cerita mistik yang hidup dalam masyarakat Jawa sampai kini.

Garin melihat cerita-cerita bergenre realisme magis hidup bersisian dengan realitas sesungguhnya.

Realisme magis dalam cerita dikembangkan dengan sangat baik oleh penulis Kolumbia, Gabriel Garcia Marques, terutama lewat novelnya Seratus Tahun Kesunyian.

Realisme magis, kata Garin, secara kebetulan berkembang dengan sangat subur pada awal abad ke-20, terutama lewat lukisan-lukisan Bali.

"Ini waktu yang bertepatan dengan film bisu hitam putih di Tanah Air," kata Garin.

Kebersamaan waktu itu diolah Garin dengan menyajikan pertunjukan film dengan nada dasar: tarian, akting, musik langsung, dan gambar-gambar yang puitis.

Tak salah jika pertunjukan ini diberi predikat sebagai poetic magic, sebuah puisi tentang mistisisme yang hidup di tengah-tengah rakyat.

Sebagai sebuah puisi yang dibagi dalam tujuh babak, film ini menjadi dokumen sosial yang mencatat realitas di tengah-tengah rakyat dengan cara estetik.

Mungkin bisa dibandingkan dengan film karya Giuseppe Tornatore bertajuk Cinema Paradiso yang memotret situasi sosial di Sisilia (Italia) pasca Perang Dunia II lewat gedung bioskop.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com